View Full Version
Selasa, 02 Feb 2016

Jajanan Anak 'Alat Kontrasepsi', Virus Menjelang Valentine

Oleh: Anastasia (Alumni Pendidikan Bahasa Jerman UPI Bandung)

Sahabat VOA-Islam...

Selamat datang di Indonesia, di mana tahun demi tahun, dan setiap harinya bakal menjadi hari “perjuangan nasional”. Silahkan kencangkan perut dan bernafas perlahan melihat  bagimana dalam sejarahnya kaum muslimin Indonesia  mengalami berbagai pelecehan terhadap simbol-simbol aqidah, mulai dari kasus pembakaran masjid Tolikara, terompet berjilidkan ayat Al-Quran, sepatu berlafadzkan Allah, hingga jajan anak berbentuk alat kontrasepsi semua seolah terencana namun pemerintahnya abay mendiamkan cenderung bersikap reaktif dan tidak bersikap tegas. 

Pada kasus jajan kontrasepsi ini terkuak ketika Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) menerima laporan beredarnya kemasan dalam jajanan anak yang mirip dengan alat kontrasepsi. menerima laporan dari Pusat Pelayanan Terpadu pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Bekasi yang mendapat aduan dari masyarakat lokal setempat.  Jajanan tersebut secara sekilas sebenarnya tidak mencurigakan. Bentuk kemasan luarnya berbentuk kotak kecil bergambar kartun anak-anak dan bertuliskan "Kotak Kado" dan "Boom Seru."

Di dalamnya terdapat sebuah kemasan plastik bertuliskan "susu mas moccachino." Selain kemasan plastik berisi susu cair tersebut, dan juga ada sebuah wadah kecil berbentuk menyerupai kondom. Pendiri YKBH, Elly Risman mengatakan, anak-anak harus memasukkan susu tersebut ke dalam kemasan yang mirip kondom. kemudian diikat dan dikonsumsi seperti minum es mambo. Cara ini dikhawatirkan akan mengajarkan anak-anak di bawah umur bakal mengajarkan pola-pola seks tertentu.

"Itu seperti membiasakan anak melakukan pola-pola seks tertentu, yang seharusnya tidak diperbolehkan," ujar Elly.

 

Virus Menjelang Valentine

Apabila dulu di supermarket kita melihat merk coklat brandit dijajakan bersama pita dan alat kontrasepsi menjelang valentine, atau kita masih ingat dulu ketika Jupe (penyanji dangdut) mengeluarkan album “buah duren” dengan kodom sebagai hadiahnya, yang inti keduanya adalah kampanye free seks terselebung dan terencana menyasar kaum remaja, namun sekarang tepatnya di akhir bulan Januari menuju Febuari  gerakan free seks menyasar anak kecil dengan pola-pola yang mencirikan hari valentine identitik “bingkasan kado” dan “Bom seru”.  

Sebuah virus yang sengaja digencarkan dan diobral kepada anak-anak yang lebih mengkhawatirkan lagi di Bekasi, tempat ditemukannya jajanan tersebut menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia Bekasi merupakan kota dengan jumlah kekerasan terhadap anak  mencapai 105 kasus. "Jumlah itu tercatat sampai pertengahan Desember 2014," kata Ketua KPAI Kota Bekasi Syahroni.

Anak-anak  kerap menjdi target empuk dari berbagai “racun” yang bisa merusak jiwa dan masa depan mereka. Mulai dari permainan, tontonan acara di TV, hingga jajanan yang mudah mereka temui di mana pun. Dititik yang semakin mengacam anak muda, kaum muslimin seolah harus berperang dengan mesin waktu melawan virus Valentine dan  virus kebebasan bertingkah laku yang menjadi momok monster seseungguhnya Wallahu’Alam. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version