Sahabat VOA-Islam...
Dikutip dari Metronews.com, “Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Banten, harus sabar mengkonsumsi nasi aking selama 15 tahun karena terjerat kemiskinan. Rumah mereka hanya satu kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten Lebak, tepatnya di Kampung Ciseke Rt 03/02 Desa jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung.”
Begitulah nasib yang dialami oleh beberapa keluarga di kampong Ciseke. Mereka mengaku terpaksa memakan nasi aking karena pendapatan mereka tidak cukup untuk membeli beras.
Miris! Indonesia negeri agraris dimana padi tumbuh hampir di setiap pelosok desa. Tetapi masih ada saja yang tidak bisa merasakannya. Kurangnya SDM bukanlah alasan sesungguhnya kenapa mereka tidak bisa makan dengan layak.Ketua Himpunan Pemerhati Pembangunan Banten Indonesia (HP2BI) Nopi Agustina mengatakan.
”Seharusnya pemerintah peka terhadap kondisi masyarakat di lapangan, jangan hanya memprediksi dari data BPS (Badan Pusat Statistik, red).”
Hal ini membuktikan bahwa sistem saat ini adalah sistem dimana para pejabat ingin mengendarai mobil dinas mewah untuk memenuhi ego mereka yang sayangnya tidak ssuai dengan kinerjanya yang seharusnya membuat rakyat sejahtera. Namun sebaliknya, justru ingin membuat rakyat sengsara. Seharusnya kita kembali menengok sistem yang tidak hanya mengentaskan kemiskinan.
Sistem yang dulu pernah diterapkan dan berhasil ingga saat tak seorangpun mau menerima zakat. Bukan karena mereka sombong, tetapi karena mereka sudah hidup lebih dari cukup. Saat itulah Islam benar-benar menjadi rahmatan lil ‘alamin. [syahid/voa-islam.com]
Penulis: Nur Indah (Pendidik di SD Alam Mutiara Umat Tulungagung)