GRABAG, MAGELANG (voa-islam.com) - Sungguh ironis, saat masyarakat awam diprovokasi oleh segelintir warga dan aparat dusun Gowak Grabag Kab Magelang Jawa Tengah untuk menolak berdirinya sebuah lembaga pendidikan Islam yang akan mencetak generasi penjaga wahyu Allah, para penghafal Al Qur'an, mereka sama sekali tidak mengatakan ini masalah SARA (Suku, Ras dan Antar golongan). Bahkan spanduk penolakan tersebut dibiarkan selama berhari-hari tanpa ada satu pun yang berani mengusik. Aparat desa, kepolisian dan Satpol PP pun menutup mata seakan tidak mau tahu.
Melihat adanya sikap pembiaran yang dilakukan oleh aparat yang dengan sangat mudah bisa kita baca arahnya itu, yaitu untuk menempelkan stigma negatif kepada Yayasan Umar Bin Khattab dan lembaga-lembaga di bawahnya, maka kami Forum Ukhuwwah Islamiyyah se Kedu Raya yang di dalamnya bernaung beberapa ormas Islam dan harakah Islamiyyah berinisiatif membuat spanduk tandingan. Maka setelah 5 hari spanduk "penolakan Smpit At-takwa Grabag" dipasang, kami pun bergotong royong memasang spanduk yang membentang di atas jalan raya Grabag - Magelang yang berbunyi :
"Gereja Dibangun Megah, Anda Diam saja, Pondok Tahfizh Al Qur'an Anda Boikot. ANDA MUSLIM ?"
Mendadak sontak semua orang terperangah dan bereaksi keras seraya mengatakan :
"Ini masalah SARA..!!!"
"Ini pengalihan isu...!!"
Dan sebagainya. Aparat pun dengan sigap langsung bertindak. Dengan mengerahkan 1 truk Dalmas dan 1 truk Satpol PP mereka segera mencopot spanduk-spanduk yang dipasang di semua penjuru kota Grabag termasuk iklan dan pengumuman serta spanduk menyambut Ramadhan. Alih-alih mencoba menutupi kegusaran mereka, tindakan itu justru kian menunjukkan betapa aparat menerapkan standar ganda dalam setiap kebijakannya jika itu sudah berkaitan dengan Kristen, Hindu, Budha atau agama lain selain Islam. Seakan masalah SARA hanya pantas diterapkan untuk yang bukan muslim, namun jika berkaitan dengan Islam dan kaum muslimin SARA dan HAM tidak berlaku sama sekali.
Sejatinya, sejak lama hati kami teriris-iris menyaksikan umat Islam di Grabag dan sekitarnya dimurtadkan tanpa ada satu pun upaya pembelaan dari saudara-saudaranya. Keberhasilan gerakan Kristenisasi ini ditandai dengan semakin megahnya gereja yang dulunya hanya gereja kecil peninggalan Belanda. Melihat kondisi ini maka kami Masyarakat Peduli Syari'ah Islam (MPSI) Magelang bekerja sama dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri berusaha semaksimal mungkin untuk mengadvokasi dan membantu saudara-saudara muslim di Kecamatan Grabag dan sekitarnya menghadapi gerakan pemurtadan berkedok kemanusiaan ini dengan membagikan zakat, daging qurban dan bantuan sosial secara berkala sebagaimana kami cantumkan dalam foto di bawah ini.
Maka ketika kami memasang spanduk yang mengangkat masalah renovasi Gereja Kristen Jawa Merbabu Grabag, sesungguhnya ini bukan menumpangi, mengalihkan isu apalagi memprovokasi masalah SARA.
KAMI SUDAH MENUNGGU SAAT SEPERTI INI, SUNGGUH KAMI SELALU BERDO'A KEPADA ALLAH AKAN DATANGNYA KESEMPATAN SEPERTI INI. KESEMPATAN UNTUK MENYADARKAN KAUM MUSLIMIN BAHWA AQIDAH SAUDARA-SAUDARA MEREKA SEDANG TERANCAM...!!!
INI BUKAN MASALAH SARA, INI MASALAH AQIDAH, MASALAH PEMURTADAN DAN KRISTENISASI
BANTU KAMI MENYEBARKAN BERITA INI, SEMOGA MENJADI CATATAN PAHALA DI BULAN YANG PENUH BERKAH INI
(Banner di tempat penampungan sementara korban letusan gunung Merapi di Kabupaten Magelang Jawa Tengah)
(Salah seorang aktifis Forum Anti Pemurtadan Bekasi (FAPB) menemukan pembagian kaus gratis berbau Kristenisasi di lokasi penampungan pengungsi korban erupsi Merapi)
(Gereja Kristen Jawa Merbabu yang kini dibangun megah. yang tadinya kecil menjadi gereja megah 2 lantai)
(Pembagian Zakat Fithrah di daerah target Kristenisasi di sekitar Grabag Magelang kerjasama antara Masyarakat Peduli Syariah Islam (MPSI) Magelang dengan Islamic Da'wa Centre of Australia (IDCA))
(Sebagian panitia Kegiatan Rutin "Tebar Qurban Bentengi Pemurtadan" yang sudah berlangsung sejak 5 tahun yang lalu)
(Bazar dan bakti sosial yang diadakan oleh Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) Kab Magelang bekerjasama dengan Yayasan Masjid Umar Bin Khattab dan MPSI Magelang di wilayah korban bencana alam gunung Merapi untuk membentengi umat dari Kristenisasi berkedok bantuan kemanusiaan)
(Bazar pembagian pakaian gratis pantas pakai dan bakti sosial yang diadakan oleh Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) Kab Magelang bekerjasama dengan Yayasan Masjid Umar Bin Khattab dan MPSI Magelang di wilayah korban bencana alam gunung Merapi untuk membentengi umat dari Kristenisasi berkedok bantuan kemanusiaan)