Oleh : Abdullah protonema Al islamy
BULAN Ramadhan adalah bulan kekuatan ruhiyah yang mendorong seseorang untuk beramal. Karena Allah mencurahkan banyak berkah dan magfirah di bulan yang penuh kemuliaan ini. Bukan hanya qiraatul Quran, sedekah, dan thalabul ilmi tapi juga bulan yang mengerakan umat Islam untuk menjadi khairul ummah dengan beramar ma'ruf nahi munkar serta berjihad melawan musuh Allah
Para sejarawan telah mencatat dalam risalah mulia mereka yang kini tersimpan rapi dalam perpustakaan umat Islam, peristiwa demi peristiwa tercatat dengan jelas. Kemenangan umat Islam banyak ditorehkan pada bulan Ramadhan. Sehingga sangat layak bila bulan yang mulia ini juga bergelar “syahrul jihad”
Perang Badar, peristiwa bersejarah yang diabadikan Al-Qur`an dengan sebutan “yaumul Furqan” justru terjadi saat bulan Ramadhan di tahun kedua Hijriah. Tiga ratus mujahid dibawah komando Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melawan 1000 pasukan yang dipimpin Abu Jahal.
Bukan hanya itu beberapa perang yang terjadi zaman Rasulullah pun terjadi di bulan yang mulia ini. Perang Uhud terjadi pada bulan Ramadhan tahun 3 Hijriyah. Perang Ahzab terjadi pada bulan Ramadhan tahun 5 Hijriah.
Perang Tabuk, perang pertama tentara Islam melawan keuatan adikuasa Romawi ketika itu terjadi pada tahun 9 Hijriah. Bahkan kisah penyerbuan Spanyol yang menandai awal masuknya Islam di Eropa yang dipimpin oleh panglima Thariq bin Ziyad juga terjadi pada bulan Ramadhan tahun 92 Hijriah. Dari banyak rentetan peristiwa ini harusnya meyakinkan tekad kita bahwa Ramadhan adalah bulan kemenangan
Antara Syariah Jihad dan Perintah Shiyam
Bila kita buka kembali lembaran-lembaran di dalam Al-Qur`an, maka kita akan temukan hal yang menarik dalam pembahasan jihad dan shiyam ini. Pasalnya dua syariat Allah ini seringkali dijadikan hujjah oleh kaum liberal untuk menangkal aksi nahi munkar yang dilakukan oleh para aktifis Islam. Mereka berpendapat bahwa aksi nahi munkar pada bulan Ramadhan cermin ketidakpahaman diri akan perintah menahan hawa nafsu.
Padahal kita temukan ayat dan dalil serta fakta sejarah, justru pada bulan Ramadhan adalah momentum indah untuk menghancurkan setiap kemungkaran. Karena yang disebut pengumbaran hawa nafsu itu di saat manusia membiarkan kemungkaran dan mentoleransi kebatilan.
Di dalam Al Quran, tepatnya surat Al Baqarah ayat 183 , dimana Allah memerintahkan untuk berpuasa dan Al Baqarah ayat 216, dimana Allah menerangkan hukum berjihad, Allah mengungkapkan kedua ayat itu diawali dengan lafaz “ Kutiba Alikum”. Yang artinya “ Telah di wajibkan untuk kalian”.
Para Ulama ahli tafsir sepakat, hal itu menunjukan wajibnya atas dua syariat tersebut yang tak boleh dilupakan oleh umat Islam. Jadi walaupun tingkat kewajiban antara shiyam dan jihad berbeda konsekuensinya, bagi yang meninggalkanya juga berbeda namun kedua ibadah ini sama sama wajib dan meningalkanya berdosa.
Maka menerangkan kepada umat islam akan wajibnya dua hal ini adalah suatu yang sangat penting, agar umat faham dengan benar mulianya jihad di bulan Ramadhan.
Jihad Terus Berkobar Di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan bulan Jihad, telah menjadi sebuah semboyan yang terpatri di jiwa para mujahid. Sehingga tiada tahun di bulan Ramadhan yang ada terlalui dengan Jihad. Hilangnya kekhifahan kaum Muslimin sejak runtuhnya turki ustmani, menjadikan Jihad sebagai solusi yang terus di penuhi oleh kaum Muslimin untuk menjayakan islam.
Palestina, Checnya, Afganistan,morro, Irak, Suriah menjadi ladang jihad yang terus terhiasi oleh pemuda Islam. Menjadi tempat Rihlah terindah bagi para mujahid, penyubur iman bagi musafir sejati, dan tempat pencari syahid terindah tuk gapai surga
Terlebih polah tingkah keturunan persia, syiah rofidhoh di suriah jelas membuka ladang jihad yang sudah lama di rindukan oleh para mujahid. Karena bumi syams adalah bumi yang di janjikan keberkahan.
Jamaah jamaah jihad tumbuh subur di negeri syams saat ini, mujahid saling reuni di medan jihad ini, kembali berlomba siapakah yang akan mendapatkan syahid duluan, dan itulah perlombaan terindah dalam hidup insan beriman.
Tadrib Askary kewajiban yang Tak Boleh di Lupakan
Bila kita belum mampu untuk hadir dalam medan laga perjuangan di medan jihad hari ini, maka ada kewajiban yang harus di tunaikan oleh umat Islam. Yaitu tadrib askary i’dad Fisabililah.
Allah berfirman “ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” (QS Al Anfal : 60)
Dan tidaklah cukup hanya melakukan sekali latihan dalam hidup kita kemudian meninggalkanya. Tetapi kita harus melakukanya secara kontinyu supaya tetap memiliki ketrampilan dalam berjihad di jalan Allah.
“ Barang siapa mati sedangkan ia belum pernah berperang dan belum pernah terdetik dalam hatinya untuk berperang, maka ia mati pada salah satu cabang kemunafikan” (HR Muslim dari abu Hurairoh)
“Barang siapa pernah belajar melempar lalu meningalkanya, maka ia bukan dari golonganku atau telah maksiat” (HR Muslim dari Uqbah bin Amir)
Imam An Nawawi berkata “Ini Merupakan peringatan keras terhadap mereka yang melupakan belajar melempar dan makruh hukumnya bagi siapa yang meningalkan tanpa udzur”
Hikmah yang bisa kita petik dari tarbiyah Jihadiyah di Bulan Ramadhan ini adalah, umat islam tidak boleh lengah dengan tanggung jawabnya dalam menjaga izatul islam wal Muslimin. Terlebih di bulan Ramadhan.
#disadur dari berbagai sumber