Oleh: Zaqy Dafa (Peneliti Pemikiran Islam)
Barakah. Sebuah kata yang begitu mulia dan diidamkan oleh setiap penimba ilmu dan pengamal ibadah. Para pelajar menuntut ilmu setinggi-tingginya disertai dengan kepatuhan dan adab terhadap kitab-kitab (baca:ilmu) dan para guru semata agar ilmunya diberi barakah. Mereka juga melakukan berbagai amalan dzikir dan ibadah sekuatnya agar mendapatkan barakah dalam kehidupan mereka.
Orang-orang berpunya mendermakan harta mereka untuk menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim dan lantar dengan bersedekah, infaq, dan wakaf semata agar harta mereka menjadi barakah. Seorang suami mencari rizki dengan cara yang halal dan seorang istri dengan ikhlas melayani kebutuhan suami dan selalu memberikan senyuman, sapaan, dan sentuhan hangat dan menenangkan agar mereka diberi rizki dan kehidupan keluarga yang barakah. Lalu, apa sebenarnya makna “barakah”?
Para ulama memaknai kata barakah dengan ziyadah al khair (bertambahnya kebaikan). Kata khair (baik) dalam tradisi Islam digunakan untuk menyebut generasi Islam terbaik yaitu generasi sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallama.
خَيْرُ الْقُرُوْنِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
”Generasi terbaik adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.” (HR. Ibn Hibban, Malik)
Kata khair juga disandingkan dengan kata takwa sebagai bekal paling baik di dunia.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى [البقرة : 197]
“Dan bawalah bekal, maka sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (QS. Al Baqarah:197)
Maka generasi sahabat merupakan generasi paling baik, karena merekalah manusia-manusia Islam yang paling mampu menjalankan ketaqwaan terhadap Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan teladah Rasulullah. Merekalah generasi Islam yang memiliki keyakinan paling kuat terhadap ajaran Rasulullah dan mampu meneladani tindak laku beliau tanpa mesti berpikir panjang lagi karena mereka benar-benar meyakini bahwa Al Quran dan Sunnah beliau merupakan sumber ilmu dan panutan amal yang benar berasal dari Allah Sang Pencipta agar selamat hidup di dunia dan akhirat. Keimanan dan ketakwaan yang tercermin dalam kehidupan mereka membuahkan manfaat yang paling baik dan unggul dalam membangun peradaban manusia secara ruhani maupun jasmani.
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi mereka.” (HR. al-Baihaqi, al-Thabarani)
Dengan demikian maka makna barakah adalah bertambahnya keimanan dan ketakwaan seorang terhadap Allah Ta’ala. Ilmu yang barakah bermakna ilmu yang mampu mendorong pemiliknya untuk semakin beriman dan bertakwa kepada Allah. Harta yang barakah juga bisa bermakna harta yang semakin mudah digunakan untuk melakukan amal ibadah kepada Allah Ta’ala. Maka barakah tidak hanya berdimensi duniawi dengan bertambahnya nominal harta dan pengaruh di masyarakat, atau semakin banyaknya ilmu dan kepandaian berkata-kata dan beradu argumentasi, namun lebih penting bahwa barakah berdimensi ukhrawi dengan mengarahkan pemiliknya untuk semakin menghayati dan mengamalkan hakikatnya diciptakan di dunia yaitu untuk beribadah kepada Allah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [الذاريات : 56]
“Dan Aku tidak menciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah-Ku.” (QS. Al Dzariyat:56)
Wallahu A’lam. [syahid/voa-islam.com]