View Full Version
Senin, 15 Aug 2016

Pokemon Yang Melenakan

Sahabat VOA-Islam...
 
Permainan Pokemon Go belakangan ini menjadi trend baru dikalangan generasi muda. Games ini ditengarai lebih baik daripada games yang ada selama ini, karena  melibatkan para pemainnya secara nyata. Games yang ada selama ini di klaim tidak lebih baik daripada pokemon go karena hanya secara imaginer melibatkan pemainnya dengan tombol, joystik atau keyboard di hadapan gadget atau play station atau komputer.
 
Sementara Pokemon Go melibatkan para pemainnya berburu pokemon di dunia nyata yang mengharuskan pemainnya pergi ke suatu tempat untuk berburu pokemon yang berkeliaran diluar sana.
 
Faktanya, tetap saja efek negatif Pokemon Go banyak dilaporkan beberapa minggu terakhir. Demi berburu Pokemon, para pemainnya rela mengorbankan keselamatannya. Beberapa hari terakhir games ini mulai menjual "drone" yang akan memudahkan para pemain berburu pokemon, dan tentunya ini menjadi ladang mereka meraup keuntungan lebih banyak dari penjualan drone.
 
Pokemon Go hanyalah satu contoh dari ribuan contoh "barang dagangan" para pemilik modal (kapitalis) guna meraup keuntungan yang besar seraya menyedot penuh perhatian, waktu, tenaga, bahkan uang para penggilanya. 
 
Mirisnya, para penyuka permainan ini banyak diantara konsumennya adalah anak anak kita. Anak--adalah mutiara umat--selayaknya menghabiskan waktu, perhatian dan tenaganya agar kelak siap menjadi penerus estafet perjuangan umat. Maka pembentukan karakter Islam haruslah menjadi fokus perhatian kita sebagai orang tuanya. Sebagai orang tua, kita harus sadar bahwa secara umum permainan tersebut diciptakan oleh pelaku kapitalis sehingga melenakan waktu belajar dan ibadah. Lebih dari itu games bisa merusak pola pikir dan perilaku (yang apatis, tidak peduli orang lain dan lingkungan). 
 
Fakta negatif tsb tidak pernah menjadi pembahasan para kapitalis, karena para pelaku industri hanya berorientasi pada keuntungan sebanyak-banyaknya, tanpa peduli kerugian dan kerusakan  masyarakat. 
Sebagai orangtua kita  harus  menyadarkan generasi muda agar tidak menjadi korban industri kapitalis. 
 
Generasi muda harus bisa memanfaatkan waktu sebaik baiknya agar siap menjadi generasi pejuang, yang akan menjadikan Islam sebagai jalan kehidupan individu, masyarakat dan negara seperti kehidupan di masa kekhilafahan Islam, bukan generasi yang menjadikan kehidupannya sebagai permainan belaka. [syahid/voa-islam.com]
 
Kiriman Innama Ummu Fathiya (Ibu Rumah Tangga di Bandung)

latestnews

View Full Version