View Full Version
Senin, 05 Sep 2016

Menjadikan Ibadah Qurban Lebih Bermakna

Oleh: Ririn Ummu Hanif

Hari ini kita telah memasuki 10 hari awal bulan Dzulhijjah. Ada Banyak amal mulia yang sering diingatkan, agar dilakukan oleh kaum muslimin. Salah satunya adalah ibadah qurban. Setiap Hari Raya Idul Adha, kita selalu diingatkan kisah tentang ketundukan, ketaatan dan pengorbanan Nabi Ibrahim as. dan putranya dalam menjalankan perintah Allah SWT. Saat Nabi Ibrahim as. diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail as., keduanya segera bergegas melaksanakan perintah Allah.

Tak tampak sama sekali keraguan, keengganan apalagi penolakan. Keduanya dengan ikhlas menunaikan perintah Allah SWT meski harus mengorbankan sesuatu yang paling berharga dan dicintai. Ibrahim rela kehilangan putranya. Ismail pun tak keberatan kehilangan nyawanya (Lihat: QS ash-Shaffat [37]: 102-104).

Ketundukan dan pengorbanan sesungguhnya telah menjadi tabiat para kekasih Allah (khalîlu-Llâh). Dalam menyebarkan risalahnya, Qudwatunâ wa Uswatunâ Rasulullah saw. telah mempertaruhkan semua yang dimilikinya. Berbagai penentangan dan perlawanan orang-orang kafir sama sekali tidak membuat beliau mundur. Bahkan beliau bersumpah tidak akan berhenti berjuang hingga Islam Allah menangkan atau beliau binasa karenanya.

Ketundukan dan pengorbanan juga ditunjukkan oleh para Sahabat Nabi saw. Lihatlah peristiwa heroik yang ditunjukkan oleh generasi awal umat terbaik ini. Banyak tersebar di buku siroh, bahwa tidak sedikit dari para sahabat Rosul yang rela mengorbankan apa saja yang dimiliki demi mendukung dakwah rosulullah. Berpisahnya para sahabat dengan keluarga, pasangannya, sahabatnya, karena perbedaan aqidah mereka. Juga harus ditinggalkannya harta yang telah diusahakannya, ketika datang seruan hijrah. Bahkan saat perintah perang sudah turun, nyawa mereka pun sudah mereka serahkan untuk kemuliaan islam.

Adalah suatu hal yang perlu kita renungkan, ketika  Allah menjanjikan surga yang sama kepada kita dan juga orang – orang sebelum kita, sudah pantaskah kita untuk mendapatkan tiketnya? Seberapa besar ketundukan kita dan pengorbanan kita untuk agama ini? Sudahkah kita sanggup merelakan harta, jabatan, keluarga, bahkan jiwa dan raga kita demi menegakkan agama-Nya? Ataukah kita masih merasa berat dan enggan melakukannya?

Di antara kiat memupuk jiwa mudah berkorban adalah dengan memperkokoh keimanan pada akhirat. Kita harus meyakini bahwa besarnya pengorbanan yang kita berikan di dunia jauh lebih kecil dibandingkan dengan balasan yang bakal kita terima: surga beserta ragam kenikmatan di dalamnya. Sebaliknya, sikap mengabaikan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya hanya akan menjerumuskan pelakunya ke dalam siksa neraka yang amat dahsyat.

Keyakinan inilah yang mampu menjadikan kaum Muhajirin terasa ringan melangkahkan kaki meninggalkan harta dan keluarga untuk berhijrah ke Madinah. Keyakinan ini pula yang membuat kaum Anshar bersedia menyerahkan kekuasaannya kepada Rasulullah saw. dan menerima saudaranya dari kalangan Muhajirin dengan penuh rasa cinta. Karena keyakinan ini pula, kaum Muslim bersemangat melakukan futûhât hingga wilayah kekuasaan Islam terbentang luas dalam waktu yang amat cepat.

Hari ini kita diperintahkan untuk berqurban. Perintah ini semestinya menjadi ibrâh untuk mengorbankan apa saja yang bisa kita korbankan; tidak hanya berhenti pada berkorban dengan kambing, sapi atau unta. Lebih dari itu, kita harus sanggup mengorbankan harta, waktu jiwa dan raga kita demi tegaknya agama Allah di muka bumi.

Sekaranglah saat yang tepat bagi kita untuk membuktikan ketundukan dan pengorbanan kita dalam berjuang menegakkan agama-Nya. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini, selagi kelemahan, kesakitan, dan kematian belum menghalangi kita untuk beramal. Semoga Allah SWT memberi kita kesabaran, kekuatan dan kekompakan dalam upaya kita menegakkan Khilafah Islamiyah yang akan menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh kehidupan kaum Muslim sekaligus menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Aamiin. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version