View Full Version
Senin, 26 Sep 2016

Banjir Bandang Garut; Ujian Ataukah Teguran?

Sahabat VOA-Islam...

Garut, (20/09/2016) tepatnya hari Selasa malam diinformasikan bahwa telah terjadi bencana banjir bandang yang menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kordinatoor Humas dan Protokoler Basarnas Provinsi Jawa Barat, Joshua Banjarnahor, mengungkapkan, “Sampai sekarang korban meninggal dunia bertambah menjadi 27 orang, dan 23 orang hilang," ujar Joshua di posko pusat, Jumat, 23 September 2016.

Dari peristiwa ini sontak mengundang kepedulian dari berbagai wilayah yang ikut serta memberikan bantuan baik berupa makanan, obat-obatan, pakaian, serta upaya untuk menstabilkan mental para korban. Bantuan ini juga dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan aktivis dakwah, mahasiswa, pengusaha, dan lain sebagainya.

Bencana banjir bandang yang terjadi merupakan bencana yang cukup besar sepanjang sejarah Kota Garut. Pasalnya, sekitar 25 tahun yang lalu di Garut juga pernah mengalami banjir, akan tetapi tidak seburuk yang terjadi saat ini. Sangat besar sekali kerugian yang harus dialami masyarakat Garut. Mereka terpaksa ada yang harus kehilangan barang dan rumah, bahkan ada yang kehilangan anggota keluarganya.

Lalu apa penyebab terjadinya bencana banjir bandang ini? Menurut Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat (Jabar) Dadan Ramdan, sedikitnya ada empat penyeban utama, salah satu diantaranya adalah daya tampung sungai cimanuk menurun.

"Dari historis catatan-catatan yang ada, atau historis kejadian dari tahun-tahun lalu, kita bisa menarik beberapa catatan pertama daya dukung dan daya tampung Cimanuk hulu ini juga semakin menurun kan, Jadi kalau bicara Kabupaten Garut sebenarnya sama seperti Kabupaten Bandung, Kota Bandung yaitu berada di cekungan di hulu sungai, jadi kalau Garut berada di Hulu Cimanuk," kata Dadan kepada PRFM, Kamis (22/09/2016).

...kita berharap dengan adanya bencana ini mampu meningkatkan kualitas keimanan kita di hadapan Allah Swt. Akan tetapi, kemungkinan yang lainpun bisa saja terjadi. Bisa saja bencana ini adalah juga teguran bagi orang-orang yang berpaling dari hukum/aturan Allah Swt

Selain itu penyebab yang lainnya adalah banyaknya penggunaan lahan yang berada di dekat sungai Cimanuk. Penggunaan lahan tersebut meningkat setiap tahunnya. 

“Kita melihat bahwa perubahan peta pengguna lahan juga cukup drastis dalam sepuluh tahun terakhir, dimana perubahan konversi penggunanaan lahan semakin meningkat, untuk pemukiman begitukan, untuk saran wisata apalagi di hulunya kita temukan, dan ada daerah kawasan tampang. Dibeberapa tempat juga kita temukan kasus-kasus ilegal loging," ujar Dadan

Dari beberapa penyebab di atas, kia bisa tarik benang merah. Bahwa selain intensitas curah hujan pada Selasa 20/09/2016 meningkat, ada faktor keterlibatan tangan manusia didalamnya. Mulai dari penggunaan lahan yang semakin meningkat dan kurang tepat dalam pengaturannya, sampai dengan pemenuhan pesanan yang dilakukan para pengusaha terhadap penguasa di Garut. Contoh seperti pada saat ini terjadi pembangunan perumahan di berbagai wilayah pelosok Garut, dan sebenarnya lahan yang digunakan dalam pembuatan perumahan tersebut adalah lahan seperti bukit-bukit yang mampu menyerap air lebih banyak lagi.

Oleh sebab itulah seharusnya pemerintah lebih berfikir panjang ketika mengizinkan para pengusaha untuk menempati lahan-lahan yang ada. Karena sudah sepantasnya pula pemerintah memikirkan dampak baik/buruknya bagi masyarakat secara keseluruhan.

 

Harus Muhasabah!

Seringkali kita sebagai manusia lupa bahwa apapun yang terjadi semuanya adalah atas izin Allah Yang Maha Menguasai, termasuk banjir bandang di Garut ini. Banjir yang terjadi begitu cepat dan besar cukup membuat kita semakin memohon pertolongan pada Dzat Yang Maha Merajai. Itulah fitrah manusia, akan kembali pada Rabb nya. Akan tetapi, selain memohon pertolongan kepada_Nya, kita harus melakukan muhasabah/evaluasi diri; apakah bencana ini adalah ujian ataukah teguran dari Khalilur Rahman?

Jawaban dari pertanyaan tersebut sebenarnya bisa dijawab oleh diri kita masing-masing. Karena Allah Swt. memberikan ujian kepada manusia dengan tujuan menguji siapa hambaNya yang bersyukur atas ujian nikmat yang diperoleh dan siapa yang bersabar atas kesulitan yang menimpanya, agar diketahui siapa diantara hambaNya yang paling baik paling amalnya. Allah Swt. telah berfirman,

“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.” [QS Al Anbiya`: 35].

Ujian adalah cara Allah Swt. mencintai hamba-Nya. Allah Swt. hendak membersihkan jiwa-jiwa manusia dengan sebuah ujian. Ketika manusia tersebut bisa melewatinya dengan baik. Maka ia telah lulus ujian dari Allah. Selain itu, ujian adalah penggugur dosa-dosa manusia. Allah Swt. hendak menyucikan kita sebelum pertemuan besar itu datang.

Dengan demikian, kita berharap dengan adanya bencana ini mampu meningkatkan kualitas keimanan kita di hadapan Allah Swt. Akan tetapi, kemungkinan yang lainpun bisa saja terjadi. Bisa saja bencana ini adalah juga teguran bagi orang-orang yang berpaling dari hukum/aturan Allah Swt. Karena pada kenyataannya saat ini manusia sudah sangat jauh dengan Islam. Kemaksiatan dibiarkan begitu saja, perzinahan, pemerkosaan, riba, dan lain sebagainya seolah sudah menjadi hal yang lumrah di era kapitalisme saat ini.

Allah Swt. Telah berfirman, “Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” [QS Al Maidah: 49]. Wallahu’alam Bish-shawab. 
[syahid/voa-islam.com]

Kiriman Iit Oktaviani, Mahasiswi Biologi FKIP Unpas


latestnews

View Full Version