View Full Version
Senin, 31 Oct 2016

Islam Tak Terjaga, Salah Siapa?

 

Oleh: Imas (Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia)

Seolah tak henti, pemberitaan Ahok masih terus saja disoroti. Ya, berawal dari videonya yang beredar berisi penghinaan langsung terhadap Al-Qur’an yang merupakan pedoman umat Islam. "Dibohongin pakai Surat Al Maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih, 'karena saya takut masuk neraka', dibodohingi tu ya." ungkapnya di hadapan masyarakat Kepulauan Seribu.

Menanggapi statement ini, jelas umat Islam tak berdiam diri. Berbagai aksi pun kerap dilakukan di beberapa lini. Ini bukan soal Pilkada, sekali lagi, kita mendorong kepolisian, ini bukan soal Pilkada, tapi ini adalah penghinaan kepada Al-Qur’an, penghinaan kepada ulama! Allahu Akbar!” pekik Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Mujiyanto di hadapan sekitar 200 peserta aksi Tangkap dan Hukum Penghina Al-Qur’an, Kamis (13/10/2016) di Patung Kuda Silang Monas, Jakarta. Tak hanya di ibukota, Seribuan massa Islam di Provinsi Riau juga ”membanjiri” Jalan Cut Nyak Dhien, Pekan baru, Riau, Sabtu (15/10/2016) pagi. Sesuai tuntutan, umat Islam menuntut supaya Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok ditangkap.

Lagi dan lagi, sebuah konflik menimpa agama mayoritas di negri ini. Sebuah agama yang justru menjadi solusi harus dicaci maki demi kepentingan pribadi. Inilah potret demokrasi. Kebebasan individu (beragama, berpendapat, kepemilikan, bertingkah laku) dijunjung tinggi. Sangat wajar ketika hukuman pun tak kunjung dijatuhi.

Maka tak diragukan lagi, adanya beberapa kasus penghinaan sampai pelecehan terhadap Islam (baik terhadap kitab, Rasul, atau Tuhannya) itu semata-mata karena diaminkan oleh Demokrasi dan yang lebih menyayat hati, semua ini terjadi disebabkan tidak adanya penjaga Islam itu sendiri. Umat Islam saat ini tidak mempunyai Negara yang didedikasikan untuk menjaga Islam dan umatnya. Terbukti, dengan mudahnya orang-orang kafir terang-terangan kurang ajar terhadap kaum Muslim.

Untuk itu, sangat diperlukan sosok-sosok yang mampu menegakkan kembali penjaga Islam. Sosok yang menjadi tonggak pelopor perubahan menuju peradaban gemilang. Ya, merekalah intelektual muda Islam. Intelektual yang memhami Islam kaffah dan menguasai IPTEK, menjaga dan melindungi agama-Nya, serta lantang menyuarakan amar ma’ruf nahi munkar kepada berbagai lapisan masyarakat.

Karena itu, mari sama-sama kita hancurkan sistem rusak dan merusakkan yang saat ini masih diterapkan dengan terus menyuarakan Islam di seluruh penjuru negri, sehingga, penguasa dan rakyatnya tunduk dan mau menerapkan Islam Kaffah dalam kehidupan bernegara dalam bingkai Khilafah Rasyidah Islamiyah. Pada akhirnya, akan terasalah  keberadaan Islam Rahmatan lil’alamiin. [syahid/voa-islam.com]   


latestnews

View Full Version