View Full Version
Rabu, 09 Nov 2016

Wahai Umat, Terus Tingkatkan Pembelaan Terhadap Al-Qur'an

 

Oleh: Ummu Naflah

(Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Wilayah Cikupa)

Masih berkaitan tentang Surat Al-Maidah Ayat 51, baru-baru ini ramai di media sosial tentang ditemukannya terjemahan Surat Al-Maidah Ayat 51 dimana kata “awliya” yang berarti “pemimpin” diganti dengan “teman setia”.  Sejak kasus Ahok bergulir, beberapa warga mulai mendekteksi keberadaan ayat tersebut dan ditemukan Al-Qur’an yang dicetak oleh Maghfiroh Pustaka, yang di dalamnya ternyata berisi arti kata yang berbeda dengan terjemahan Al-Qur’an pada umumnya.

Menanggapi kehebohan ini, dikutip dari Republika.co.id, 23/10/2016, Sekjen MIUMI, Ustaz Bachtiar Nasir menguraikan, "Kata awliya (adalah) bentuk jamak dari wali. Wali itu bisa berarti teman dekat, bisa berarti teman setia, bisa juga berarti pemimpin," Menurut dia, kata wali bisa mengambil bentuk jamak walayah, wilayah, dan awliya. Apabila kata wali mengambil bentuk jamak walayah artinya dimenangkan, sedangkan bila diambil dari wilayah artinya dikuasakan. Secara bahasa, terjemah Alquran terbitan-terbitan percetakan manapun yang menggunakan kata teman dekat atau teman setia tidak salah."Maknanya adalah kalau teman dekat itu saja tidak boleh, apalagi dijadikan pemimpin," kata Ustaz Bachtiar.

Ustaz Bachtiar juga meminta masyarakat tidak memperpanjang terjemahan kata awliya sebagai teman setia atau pemimpin. Kedua makna tersebut tidak ada masalah. Yang penting ditekankan ialah pemahaman masyarakat terhadap hukum ayat tersebut.

Kasus ini menjadi contoh bahwa umat semakin peka terhadap hal yang berkaitan dengan “penyimpangan” dan manipulasi terhadap Al-Qur’an. Ini juga efek dari kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, yang ternyata membawa pelajaran tersendiri bagi kaum muslimin di Indonesia. Kesadaran untuk membela Islam semakin besar pada diri umat. Umat juga semakin terbuka mata dan hatinya serta menyadari justru merekalah yang selama ini menjadi korban SARA. Mereka semakin peka menanggapi berbagai isu yang menjurus pada penghinaan dan penistaan terhadap Al-Qur’an pada khususnya dan kepada Islam pada umumnya. Berbagai demo sebagai ungkapan kecintaan mereka terhadap agama ini pun terus digagas para pejuang Islam sampai keadilan dapat diperoleh. Bahkan disalah satu media online diberitakan keikutsertaan anak punk dalam demo “Tangkap Ahok” yang membuat publik kagum. Anak punk yang selama ini dianggap negatif oleh masyarakat pun memiliki keimanan untuk membela Islam. Kesadaran inilah yang perlu terus dipupuk dan ditingkatkan. 

Sekarang selain berjuang untuk terus menuntut keadilan demi Islam. Kita juga harus menyadari bahwa pembelaan tertinggi adalah memperjuangkan penerapan isi Al-Qur’an dalam seluruh aspek kehidupan. Inilah yang harus terus dipahamkan pada diri umat, bahwa perjuangan untuk menegakkan syariat-Nya adalah kewajiban bagi setiap muslim. Perlu dipahamkan juga pada diri umat bahwa syariat-Nya tak akan tegak tanpa adanya Khilafah yaitu negara yang menaunginya.

Inilah pembelaan tertinggi dan juga perjuangan paling mulia di sisi Allah Swt untuk menggapai ridha-Nya. Semoga kita termasuk para pembela agama Allah Swt yang senantiasa istiqomah dalam perjuangan tegaknya hukum-hukum Allah Swt di muka bumi. Amiin. Allahu ‘alam bish shawwab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version