Oleh: Baramasi Gusti Putra (Mahasiswa STEI SEBI)
Dalam memaknai sebuah esensi kehidupan, kita akan dihadapkan pada problema tentang perbedaan pendapat manusia dalam memahami arti kehidupan itu sendiri. Namun hakikat yang berlaku adalah bahwa segala sesuatu yang terpaut dalam dinamika kehidupan ini telah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT. dalam sebuah kitab yang terbukukan bernama Al-Qur'an. Allah SWT. berfirman :
"Alif Lām Rā. (Inilah) Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, (yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana, Maha Teliti." (QS. Hud : 1)
Dari ayat di atas kita dapat memahami bahwa Al-Qur'an diturunkan secara terperinci. Al-Qur'an diperinci atas beberapa macam, ada yang mengenai tauhid, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan peringatan dan lain-lain, serta disusun surah demi surah, ayat demi ayat, dan seterusnya. Hal ini mengungkapkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang meragukan dalam Al-Qur'an sebagai manifestasi dari pada hukum-hukum yang mengatur segala sisi kehidupan manusia. Allah SWT. juga berfirman :
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah : 2)
Kata "Maha Teliti" dalam surah Hud ayat 1 tadi juga mewakili makna bahwa sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan dari Zat Yang Mengetahui segala seluk beluk tentang kehidupan manusia. Bahkan Allah-lah yang menciptakan manusia itu sendiri sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa hanya Allah Yang Maha Mengerti tentang batasan dan ketetapan apa yang sesuai untuk manusia itu sendiri.
Dalam realitas kehidupan yang berjalan memang masih kita temukan beberapa masalah kehidupan yang tidak dibahas secara terperinci dalam Al-Qur'an, namun bukan berarti Al-Qur'an tidak membahasnya. Dan sangat tidak relevan jika ada oknum yang berusaha untuk memperselisihkan apa yang telah tercatum secara mutlak di Al-Qur'an. Allah sudah memberi peringatan tentang hal yang demikian dalam Al-Qur'an :
"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka" (QS. Al-Ahzab : 36).
...interval dari eksistensi Al-Qur'an tak terbatas pada linear kehidupan manapun dan tak boleh dipotong dari sisi kehidupan manapun. Yang terakhir adalah bahwa Al-Qur'an merupakan sumber ilmu dari segala bidang keilmuan yang ada. Maka peradaban yang ada sekarang merupakan bentuk nyata dari pengamalan ilmu-ilmu yang tercantum di Al-Qur'an
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa tidak diperbolehkannya pertentangan sedikit pun terhadap apa yang telah ditetapkan melalui firman Allah dan sabda Rasulullah SAW. Maka interval dari eksistensi Al-Qur'an tak terbatas pada linear kehidupan manapun dan tak boleh dipotong dari sisi kehidupan manapun. Yang terakhir adalah bahwa Al-Qur'an merupakan sumber ilmu dari segala bidang keilmuan yang ada. Maka peradaban yang ada sekarang merupakan bentuk nyata dari pengamalan ilmu-ilmu yang tercantum di Al-Qur'an.
Maka dari itu terbuktilah sudah eksistensi Al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang senantiasa menjadi komponen utama dalam pembangunan peradaban manusia. Bukan manusia lah semata-mata yang menjadi sumber daya utama dalam pandangan lintas sejarah yang berkembang, namun ilmu-ilmu Allah lah (Al-Qur'an) yang menjadikan bumi ini terus berkembang dan menjadi salah satu tempat yang Allah tetapkan untuk diduduki oleh 'Khalifatul fil 'Ardh' (Manusia). [syahid/voa-islam.com]