View Full Version
Kamis, 22 Dec 2016

Terus Melangkah, Sampaikan Visi Islam

Oleh: Umar Syarifudin (Pengasuh Pengajian al Ukhuwah)

Kaum muslim masih terus dihasut propaganda anti syariah dan anti khilafah ‘ala minhajin nubuwah, padahal al-Khilafah adalah pembangkit kemuliaan kaum Muslimin dan pusat kekuatan mereka. Ini diketahui oleh gembong-gembong penjajahan.

Maka kita harus tahu apa solusi yang ditawarkan oleh Khilafah kepada dunia sebagai alternatif dari bencana Kapitalisme yang mendominasi dan menindas dunia. Sangat urgen umat Islam tidak tertipu – baik oleh label palsu Khilafah maupun dengan monsterisasi konsep Khilafah oleh para politisi dan media – dan tidak buta oleh rencana pecah belah di bumi Islam, bumi nusantara ini. Kita semua perlu memahami penjajahan gaya baru yang terjadi di Indonesia.

Alhamdulillah, kini tuntutan tegaknya Khilafah Rasyidah menjadi tuntutan umum kaum Muslim dan mereka mengusung panjinya di dalam berbagai aksi, yel-yel, dan aksi serius mereka. Sampai intelektual Barat, setelah melakukan berbagai kajian dan penelitian seputar jalan paling efektif untuk menghalangi tegaknya Khilafah, akhirnya hari ini mereka berubah menjadi orang yang melakukan kajian dan penelitian seputar jalan paling efektif dalam tatacara berinteraksi dengan Khilafah setelah berdirinya nanti.

Maka penting bahwa umat Islam menyadari para agen penjajah akan menggunakan krisis di negeri-negeri muslim untuk memperkuat program Pencegahan, menghambat ekspresi Islam dalam kehidupan sehari-hari, mendorong untuk memata-matai Muslim – dan membelokkan ‘efek buruk’ dari bencana neo-liberalisme

Menjadi urgen bagi para Imam, Khotib dan pengemban dakwah memiliki kewajiban untuk menyampaikan isu-isu Islam. Dengan cara bagaimana lagi masyarakat Muslim bisa mengetahui benar atau salah dalam hal pentingnya masalah-masalah tersebut pada masa ini. Para Nabi tidak mewariskan dirhan dan dinar, melainkan mewariskan ilmu syariah ini. Naka ulama sangat dibutuhkan lissan dan tulisannya dalam mensosialisasikan bahwa akidah Islam yang mengatur kehidupan kaum Muslim dengan non Muslim di negeri Islam dalam sebuah kehidupan yang menyediakan keamanan, perlindungan, dan kehidupan yang mulia baik bagi Muslim maupun non Muslim. Karena non Muslim memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kita kaum Muslim secara adil sesuai dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah

Aktivitas politik adalah aktivitas tertinggi dan teragung. Mengingat aktivitas politik ini adalah aktivitas para Nabi, Rasul dan Khulafa’ur Rasyidin. Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahīh-nya dari Abu Hazim yang mengatakan: Aku mengikuti majlis Abu Hurairah selama lima tahun. Aku mendengar Abu Hurairah menyampaikan sebuah hadits dari Nabi saw yang bersabda:

Dahulu Bani Israil urusannya diurusi oleh para Nabi. Sehingga setiap Nabi meninggal diganti oleh Nabi yang lain. Sesungguhnya tidak ada Nabi lagi sesudahku. Sementara yang akan ada adalah para Khalifah, jumlah mereka banyak.” Para shahabat bertanya: “Apa yang Engkau perintahkan kepada kami?” Nabi saw bersabda: “Penuhilah baiat yang pertama, lalu yang pertama. Berikan kepada mereka haknya. Sesungguhnya Allah yang meminta pertanggung jawaban kepada mereka tentang kepemimpinan mereka.

Aktivitas politik merupakan aktivitas tertinggi dan paling bernilai, karena ia berkaitan dengan politik, yaitu pemeliharaan urusan rakyat. Sebab (aktivitas politik) ini mengalihkan manusia dari lingkaran yang hanya peduli pada dirinya sendiri kepada peduli terhadap orang lain. Bahkan dengan aktivitas politik ini saja umat akan bangkit dari keterpurukan dan kemerosotannya

Aktivitas politik merupakan aktivitas tertinggi dan paling bernilai, karena ia berkaitan dengan politik, yaitu pemeliharaan urusan rakyat. Sebab (aktivitas politik) ini mengalihkan manusia dari lingkaran yang hanya peduli pada dirinya sendiri kepada peduli terhadap orang lain. Bahkan dengan aktivitas politik ini saja umat akan bangkit dari keterpurukan dan kemerosotannya. Sehingga kemudian menjadikannya pemimpin dan pelopor, setelah sebelumnya ia tidak memiliki pengaruh sama sekali. dalam konteks pernyataan Imam al-Ghazali: “Rusaknya rakyat, karena rusaknya para penguasanya. Rusaknya para penguasa, karena rusaknya para ulama’ , maka ulama harus ‘turun berperan’ memberi solusi problematika utama umat.

Imam al-Ghazali juga mengingatkan: ” … inilah jejak langkah para ulama dan tradisi mereka dalam melakukan amar makruf nahi mungkar dan minimnya atensi mereka kepada kekuasaan penguasa.  Akan tetapi mereka menyandarkan diri pada karunia Allah agar Allah menjaga mereka.  Mereka rela dengan keputusan Allah SWT agar Allah memberi mereka rezki kesyahidan.  Maka ketika mereka memurnikan niyat kepada Allah, ucapan mereka pun membekas di dalam hati yang keras sehingga melunakkannya dan menghilangkan kekerasan hati itu.  Adapun sekarang, ketamakan telah membelenggu lisan ulama sehingga mereka diam. 

Jika pun mereka berbicara, perikeadaan mereka tidak bsia membantu ucapan mereka, maka mereka pun tidak berhasil.  Andai mereka benar (jujur) dan memaksudkan hak ilmu niscaya mereka beruntung.  Jadi rusaknya rakyat karena rusaknya penguasa dan rusaknya penguasa adalah karena rusaknya ulama.  Dan rusaknya ulama adalah karena dikuasai cinta harta dan kedudukan.  Siapa saja yang dikuasai oleh kecintaan kepada dunia maka dia tidak akan mampu meluruskan hal-hal yang remeh sekalipun, lalu bagaimana mungkin akan bisa meluruskan para raja (penguasa) dan orang-orang besar.  Dan Allah adalah tempat meminta bantuan atas segala keadaan” (Ihyâ’ Ulûmuddîn, jus 7 hal 92).

Syaikh Abdul Aziz al-Badri, seorang ulama dari Baghdad yang syahid dalam rangka amar makruf nahi mungkar kepada Saddam Husain, dalam bukunya al-Islâm bayna al-‘Ulamâ wa al-Hukkâm hal 62 mengatakan: “disini harus dikatakan, bahwa standar dan timbangan untuk mengetahui keberadaan seorang alim sebagai orang fasid atau shalih dan keberadaan penguasa apakah seorang zalim atau adil, adalah Islam dan bukan yang lain dan tidak ada yang lain yang bersama Islam.

Mari kita hanya bergantung kepada Allah semata, percaya kepada janji Allah SWT yang menjanjikan  kemenangan, keamanan dan pemberdayaan kepada umat-Nya. Kaum mukmin selalu menggantungkan harapan mereka tentang penerapan syariah Allah dan harapan mereka akan kehidupan yang mulia dan bermartabat serta tentang keadilan yang meliputi seluruh bumi nusantara.

Mari menjadi orang-orang yang jujur kepada Allah dan setia kepada syariah-Nya. Berjuanglah agar syariah Allah menjadi satu-satunya asas konstitusi dan seluruh perundang-undangan. Allah SWT telah menganugerahkan karunia kepada kita kekayaan SDA yang melimpah ruah. Maka gunakan sisa umur ini sebaik-baiknya untuk meraih keridhaan Allah SWT. Mari kit bangkitkan semangat dan tekad untuk menegakkan kebenaran tanpa takut. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version