Oleh: Ummu Naflah Anggota Komunitas Wanita Taat
Kriminalisasi Islam. Dua kata yang sedang terjadi di negeri ini. Pasca Aksi Bela Islam, ghirah kebangkitan dan persatuan ummat Islam laksana tsunami yang tak terbendung. Tentunya ini adalah sinyal baik bagi kaum muslimin. Tapi tidak bagi mereka yang memiliki kepentingan-kepentingan atas negeri ini. Siapa lagi kalau bukan para kapitalis rakus dan tamak yang betah menjajah dan mengeruk seluruh potensi dan kekayaan negeri ini. Kebangkitan dan persatuan kaum muslimin adalah sinyalemen buruk terhadap hegemoni mereka. Otak mereka pun berpikir keras untuk menghadang bahkan kalau dapat menghentikan lajunya.
Berbagai skenario pun dibuat. Mulai dari mengkriminalisasi ulama dan aktivis Islam, kriminalisasi simbol-simbol Islam, penghadangan ulama, pembubaran kajian fikih dan remaja, sertifikasi ulama sampai yang paling aktual pembubaran HTI dan fitnah terhadap Imam kita Habib Rizieq Shihab. Nyatanya tak mampu membendung ghirah ummat untuk bangkit dan bersatu melawan kriminalisasi yang dilakukan rezim. Sebaliknya rezim telah membuka kedoknya sendiri keberpihakkannya terhadap para kapitalis.
Skenario yang dibuat rezim menjadi bumerang bagi keberlangsungan hegemoni para kapitalis baik asing maupun aseng. Rezim panik melihat reaksi ummat yang jauh dari harapannya. Faktanya skenario mereka justru membuat ummat sadar akan kebobrokan sistem sekularisme kapitalisme yang menghantarkan negeri ini pada kehancurannya. Opini dan stigma negatif yang dibangun rezim terhadap Islam melalui para ulama dan aktivisnya ternyata tak mampu membendung ghirah ummat untuk berislam kaaffah.
Skenario pembubaran HTI telah gagal membuat ummat takut terhadap gagasan Khilafah yang diopinikan HTI selama ini, sebaliknya ummat semakin penasaran dan ingin lebih tahu tentang Khilafah yang sejatinya sebagai pemersatu ummat Islam dan manusia seluruhnya serta sebagai solusi atas berbagai problematika yang menjerat negeri ini. Maha Benar Allah SWT dalam firman-Nya: “Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (QS. Ali Imran[3]: 54). Sungguh skenario mereka tak akan mampu menghentikan perjuangan pejuang-pejuang Islam, sebaliknya Allah SWT yang akan membalas skenario mereka dengan skenario Allah SWT yang Maha Sempurna.
Menjalin Ukhuwah untuk Perjuangan
Kini kita seharusnya menjadikan Aksi Bela Islam sebagai momentum kita untuk mengembalikan syariah Islam ke tengah-tengah ummat. Karena sungguh tidak ada aturan paripurna selain syariat-Nya. Apa yang menimpa ummat Islam dan seluruh ummat manusia saat ini adalah buah sistem buatan manusia. Sekularisme kapitalisme telah mendorong manusia kejurang kenistaan dan kehancuran. Kasus kriminalisai Islam akan terus berlanjut dan bermunculan, angka kriminalitas akan terus tinggi, maraknya kasus KDRT yang berujung pada tingginya kasus perceraian, ketimpangan ekonomi yang kian melebar akibat neokapitalisme, darurat pergaulan dan seks bebas remaja akibat liberalisme, peredaran narkoba yang tak ada hentinya, virus LGBT yang kian mewabah, rusaknya tatanan keluarga, hilangnya rasa aman adalah sederet bukti nyata bahwa sistem sekularisme berserta derivatnya tak layak lagi diterapkan bukan hanya di bumi Nusantara tapi juga di belahan dunia mana pun.
Penerapan Islam kaaffah dalam bingkai Khilafah al’ala minhajin nubuwwah sebagai solusi atas problematika umat malah dikriminalisasi dan dianggap memecah belah ummat. Padahal Khilafah adalah ajaran Islam, bahkan para ulama empat mazhab tidak pernah berselisih pendapat mengenai kewajiban mengangkat seorang imam/khalifah yang bertugas melakukan tugas ri’âyah suûn al-ummah (pengaturan urusan umat). Kembalinya Khilafah di tengah-tengah ummat Islam inilah yang disadari betul oleh para kapitalis pengemban sekularisme sebagai ancaman hegemoni mereka di dunia.
Mereka sangat mengetahui dan ketakutan Khilafah akan mengambil apa yang telah mereka rampas dari kaum muslimin dan mengembalikannya kepada ummat manusia seluruhnya dengan keadilan yang sebenar-benarnya. Mereka takut terhadap kemuliaan dan keagungan Khilafah yang akan membebaskan ummat manusia dari tirani sekularisme kapitalisme yang selama ini mereka gunakan untuk membelenggu ummat. Mereka takut dengan sistem Islam yang paripurna yang diterapkan Khilafah akan menyingkirkan sistem sekularisme kapitalisme yang mereka sembah ke tong sampah peradaban dunia.
Wahai saudaraku, sungguh kini bukan saatnya kita terjebak dalam adu domba musuh-musuh Allah SWT yang tertawa di belakang kita. Bukan saatnya kita memfitnah saudara kita sendiri untuk memuaskan tuan-tuan kapitalis, karena sesungguhnya mereka hanya ingin kita terpecah belah. Yang dibutuhkan ummat ini adalah persatuan untuk melawan tirani akibat bobroknya sistem buatan manusia. Sampai kapan kita menutup mata terhadap kezaliman yang menimpa ummat, padahal kita adalah ummat terbaik yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Kita adalah penolong satu sama lain sebagaimana Kaum Anshor dan Muhajirin.
Mari kita eratkan ukhuwah dalam perjuangan yang mulia ini. Ada atau tiadanya kita dalam barisan perjuangan ini. Ikut memperjuangkan Islam atau pun menghalanginya. Sungguh Allah SWT telah menjanjikan kemenangan bagi Islam dan kaum Muslimin.
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik“ (QS. Al-Nur [24]: 55). Allahu’alam bishshawwab. [syahid/voa-islam.com]