Oleh: Firdaus Bayu (Pusat Kajian Multidimensi)
Indonesia saat ini negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Islam menjadi agama mayoritas di kawasan Asia-Pasifik meliputi Indonesia, India, Pakistan, Iran, Bangladesh, Turki. Jumlah pemeluk Islam di kawasan ini sekitar 62 persen. Sementara di Timur Tengah-Afrika Utara populasi muslim hanya 20 persen, padahal Islam mulanya berasal dari kawasan Timur Tengah pada abad ketujuh.
Jumlah muslim di Amerika Serikat pada 2015 mencapai 3,3 juta jiwa. Meski punya pertumbuhan paling pesat, namun menurut Pew, masih banyak orang yang tidak tahu tentang Islam. Penelitian pada Februari lalu menyebutkan warga Amerika menganggap muslim kurang ramah dibanding penganut agama lain. Pemeluk Yahudi masih menjadi yang paling diminati oleh warga Amerika, di urutan kedua ada Katolik dan ketika Protestan. Muslim juga kerap menjadi traget diskriminasi dalam beberapa tahun belakangan. Angka kriminalitas karena kebencian agama terhadap Islam meningkat 67 persen pada 2015 dibanding tahun sebelumnya. (merdeka.com, 01/06/17).
Bila ditinjau dari sisi potensi sumber daya alam yang dimiliki, Indonesia sangat berlimpah, bila dilihat dari lokasi wilayah, Indonesia sangat strategis. Indonesia yang dahulu disebut Nusantara pernah menjadi bagian dari Khilafah Islam pada masa Turki Utsmani yang sangat mempengaruhi kultur budaya masyarakat di negeri ini, sehingga dapat dipersiapkan dengan baik menyonsong tegaknya syariah dan khilafah.
Umat memiliki kekayaan yang luar biasa, terutama kekuatan akidah. Akan tetapi potensi besar ini akan menjadi sebuah kekayaan yang terpendam saja ketika tidak diwujudkan dalam aksi nyata. Dari sejarah kita tahu bahwa Islam pernah berjaya di banyak bidang, tidak hanya dalam syiar agama, tetapi juga di bidang politik pemerintahan dan militer, hukum, ekonomi dan perdagangan, pendidikan, sains, seni dan kebudayaan serta peradaban. Namun faktor utama yang menyebabkan terjadinya kemunduran dalam
Dunia Islam adalah karena ditinggalkannya pemilihan pemimpin berdasarkan syura yang dikembangkan oleh Rasulullah dan diteruskan oleh Khulafaur-Rasyiddin. Akibatnya, bentuk pemerintahan yang zalim menyebabkan diabaikannya syari’ah dan pemerintahan yang sarat KKN, yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya kemunduran dalam ekonomi dan politik; rusaknya solidaritas antara pemerintah dan masyarakat dan diabaikannya pendidikan, sehingga akhirnya negara-negara Islam kalah hampir dalam segala aspek dari negara-negara sekuler Eropa dan Amerika Serikat.
Ada tiga strategi besar yang harus diperjuangkan umat Islam ke depan, yaitu perlunya perubahan sistem politik ke arah sistem khilafah yang legitimate, merubah sistem ekonomi ke arah sistem pasar yang berkeadilan dan perubahan sistem pendidikan. Dalam upaya mewujudkan cita-cita ke arah sistem khilafah, harus digunakan cara-cara persuasif ketimbang cara-cara kekerasan.
Umat Islam harus waspada dengan segala makar, dan segera mewujudkan persatuan dan mempertahankan keutuhannya. Dengan demikian, jalan yang akan mengantarkan pada tujuan yang dicita-citakan tersebut adalah dakwah menuju Allah dengan berdasarkan fikrah yang menjelaskan pemikiran, hukum, sistem peraturan, perundang-undangan dan keyakinan yang dikandungnya.
Maka akan diketahui bagaimana mencerabut akidah, pemikiran dan hukum yang batil dari jiwa-jiwa masyarakat dan bagaimana menanamkan penggantinya yang hak dalam jiwa-jiwa umat.
Karena itu, jika umat ingin bangkit, negeri ini tidak cukup hanya dengan berganti pemimpin atau pejabatnya, namun diperlukan pula sebuah sistem negara dengan kualitas nomor wahid. Umat pun perlu diarahkan supaya memiliki kesadaran ideologis. [syahid/voa-islam.com]
%MCEPASTEBIN%