SURAT PEMBACA:
Kembali lagi, pemerintah melakukan test the water, dengan diwacanakan penghapusan PAI, dialihkan ke madrasah dinniyah yang aplikasinya masih membingungkan masyarakat. Juga dengan dilaksanakan 5 hari sekolah, 8jam/ hari. Siswa belajar di sekolah dari senin s/d jumat, sabtu dan minggu libur, digunakan utk hari keluarga atau hari wisata keluarga.
Sebagian masyarakat yang kontra mengatakan, adanya PAI saja, kriminalitas masih tinggi, seks bebas merajalela, narkoba meningkat, apalagi jika PAI dihapus.
Untuk program 5 hari sekolah, Mendikbud pun menegaskan, itu sudah dipastikan akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2017-2018, dan peraturan-peraturan pendukungnya pun kini sudah dipersiapkan. "Sudah ada Peraturan Menterinya, sudah ada Keputusan Presidennya, nanti tinggal melaksanakan," katanya (pikiran-rakyat.com).
Tidak terbayang apa yang terjadi dengan anak didik kita, jika nanti diterapkan. Enam hari sekolah saja belum ada indikasi keberhasilan pendidikan yang bisa dibanggakan. Apalagi hanya lima hari sekolah, walaupun ditambah menjadi 8 jam/hari.
Dalam sistem pendidikan Islam, hari libur hanya terjadi pada Idul fitri dan Idul Adha ( termasuk hari tasyri'). Sepanjang tahun masuk sekolah. Tidak heran jika tercetaklah kader pendidikan yang beretos kerja tinggi, jauh dari malas-malasan, apalagi karena kebanyakan tanggal merah. Akan dibawa kemana nasib sistem pendidikan kita? Wallahualam.
Kiriman Ummu Inara