View Full Version
Senin, 10 Jul 2017

Ada Apa dengan Rohis?

Sahabat VOA-Islam...

Adanya wacana pengawasan terhadap Rohis (Rohani Islam) sekolah sontak membuat geger. Bagimana tidak, jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya dimana letak kesalahannya? Bukankah justru adanya rohis di sekolah sangat membantu? Banyak hal positif yang justru bisa dilakukan oleh para siswa.

Dengan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa atau biasa dikenal dengan anak remaja, nyatanya mereka sangat butuh bimbingan. Bimbingan yang mampu mengarahkan mereka untuk melakukan suatu tindakan yang akan menghantarkan mereka pada kemuliaan. Masa yang rentan akan pencarian jati diri.

Menjadi aneh, dengan kebijakan yang sarat akan kebencian terhadap Islam. Sebenarnya yang salah itu siapa? Masa iya Islam disalahkan? Kan ya aneh. Wong Muslim kok anti Islam? Mungkin seperti itu yang terlintas di benak saya. Sejenak coba dipikirkan lagi tentang rohis ini. Apakah salah ketika mereka –para remaja- cinta Islam? Tentunya tidak kan. Justru dengan mereka mengenal Islam, itu akan semakin meyakinkan mereka bahwa Allah swt., adalah Pencipta mereka sekaligus menjadi Pengatur atas setiap aktivitas mereka. Sehingga mereka akan berpikir beribu-ribu kali untuk melakukan setiap kesalahan atau maksiat. Karena mereka paham bahwa Allah swt., selalu mengawasi mereka.

Hal itu juga akan membuat mereka takut untuk berbuat sesuatu yang nyata dilarang oleh Allah swt. dari situ maka mereka akan terhindar dari pergaulan bebas yang saat ini seperti bola salju yang terus menggelinding. Yang justru semakin emmbuat remaja kita saat ini terjerumus pada kehancuran.

Janganlah memandang sebelah mata terhadap aktivitas rohis. Benar apa yang dikatakan oleh Prof. Dr. Din Syamsudin selaku Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa adanya rohis justru membantu dalam mengisi kekosongan dimana guru agama masih kurang di sekolah-sekolah. Lebih dalam Beliau menyatakan untuk tidak menggenaralisasi terhadap sesuatu itu berbahaya. Kemenag harus berbuat membantu pembinaan kerohanian di sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah agama swasta. (VOA-Islam, 8/7/2017)

"Jadi, jangan bertindak represif terhadap hal yang seharusnya edukatif. Sudah tidak zamannya lagi pemerintah itu bersikap represif. Jangan karena tidak berbuat apa-apa justru mau mengawasi"tandas Din. 

Hal senada disampaikan oleh Pendiri ITJ Akmal Sjafril pada voa-islam.com, Senin (10/7/2017) bahwa rohis dikenal sebagai produsen siswa-siswi yang baik, beradab dan juga berprestasi.

Tanpa Rohis, lanjut Akmal entah ke mana moral para pelajar, karena semua orang pun tahu bahwa kurikulum pelajaran agama di sekolah masih jauh dari mencukupi. (voa-islam.com, 10/7/2017)

Dikutip dari JPNN, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR Jazuli Juwaini mengatakan, jika pernyataan itu benar maka tidak arif dan tak mendidik, khususnya bagi para aktivis rohis.

"Mudah-mudahan pernyataan Pak Lukman tentang rohis salah atau sekurang-kurang hanya kesalahpahaman saja. Tapi kalau benar mudah-mudahan segera diralat," kata Jazuli, Ahad kemarin (9/7/2017).

Beliau juga menegaskan bahwa adanya rohis memberikan peran positif, membantu proses pendidikan akhlak di sekolah. Bahkan aktivitasnya nyata dalam mencegah dekadensi moral dan budaya liberal di kalangan pelajar atau remaja. "Saya tanya, mana ada aktivis rohis yang pakai narkoba, tawuran, seks bebas, atau pornografi?" tanya Jazuli.

Nyatanya, para tokoh negeri ini pun tak sedikit yang menyayangkan pernyataan Menteri Agama dan kebijakan tentang pengawasan rohis. Peran aktif dan positif rohis sejatinya patut mendapat apresiasi dan senantiasa didukung. Karena hadirnya akan menyelamatkan generasi negeri ini. Generasi yang akan meneruskan juga menyelamatkan negeri ini dari kehancuran. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Nila Indarwati, Mahasiswi


latestnews

View Full Version