Oleh: Ahmad Ghozi Abdullah
Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Negara merdeka adalah sebuah Negara yang dapat mengatur setiap urusan dapur negaranya tanpa campur tangan Negara asing.
Memiliki kewarnegaraan dari sebuah Negara yang maju dan merdeka adalah impian setiap orang, bahkan menjadi warga dari Negara yang merdeka pun adalah suatu hal yang patut di syukuri. Apalagi dengan seorang pemimpin yang sangat nasionalis dan membela hak Negara dan rakyatnya, bahkan rela berkorban harta dan jiwanya demi kesejahteraan Negara.
Namun memiliki harapan tersebut di era modern ini, seakan seperti mendengar sebuah kisah dari masa lalu yang memang nyata. Kisah tersebut di terapkan oleh sebagian Negara yang percaya akan kisah tersebut, dan beruntunglah mereka yang menjadi bagian dari kisah bahagia itu di era ini.
Justru saat ini terlalu banyak Negara yang mengenakan baju khas negaranya, namun yang memakainya adalah orang yang menghina baju khas tersebut. Artinya, Negara yang terlihat merdeka dari fisik, namun dijajah dari dalam. Menjadikan Negara menjadi Republik Abu-Abu yang tidak jelas siapa pemiliknya, yang entah kepada siapa Negara membela. Tentunya semua tergantung siapa pemimpin negaranya, namun resiko menjadi pemimpin dari Negara yang kaya namun tak nampak, adalah godaan harta dari Negara asing dengan jaminan pemimpin tersebut harus menuruti setiap aturan yang di buatnya, sekalipun menjual Negara itu sendiri.
Bahkan tak jarang terjadi tragedi demokrasi di Negara tersebut, mabok wewenang dan ironi perubahan yang di percantik dengan uang. Semua itu mengakibatkan ekonomi menjadi gonjang ganjing, APBN bobrok dan ramah korupsi, Negara kecanduan hutang sana sini demi memenuhi kantung pribadi. Maka setelah semua itu terjadi, mau di bawa kemana rakyat negeri yang katanya merdeka itu?
Sebagai warganegara yang patuh terhadap hukum, rakyat hanya bisa mengutarakan semua aspirasi dengan cara yang telah di lindungi oleh undang-undang, Namun tak jarang hukum yang ada malah di butakan oleh wewenang penguasa yang diktator. Alhasil rakyat hanya sebagai boneka untuk menghasilkan keuntungan bagi Negara yang memeras pajak rakyatnya, mencekik setiap anggaran keluarga, dan menghukum kepala bagi yang tidak setuju dengan aturannya.
Penjajahan merupakan suatu perbuatan yang keji, dan yang lebih keji lagi penjajahan tersebut di lakukan melalui tangan keluarga itu sendiri. Berharap sosok yang mampu mengungkap nurani, menyikap tabir kebohangan politik dan ekonomi rezim. Semoga Negara Indonesia terus merdeka dan berdaulat, dapat berdiri sendiri dengan pemimpin yang adil dan bijaksana dan dapat mengukir kisah bahagia untuk Negara ini. [syahid/voa-islam.com]