View Full Version
Ahad, 23 Jul 2017

Berlindung dari Fitnah Duhaima'

Oleh: Priani*

Alkisah diriwayatkan dari Abdullah bin Umar. Suatu ketika Rasulullah membincangkan tentang fitnah. Beliau menyebut tentang _Fitnah Ahlas_. Maka seorang sahabat bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan fitnah Ahlas itu?" Beliau menjawab, " *Fitnah Ahlas*, yaitu orang-orang saling memutus hubungan dan saling berperang. Kemudian setelahnya akan terjadi *fitnah sara'*, sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku. Ia mengklaim dirinya sebagai bagian dariku, padahal ia sama sekali bukan bagian dariku, karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertakwa. Setelah itu akan terjadi *fitnah Duhaima'*, yang tidak membiarkan seorang pun dari umat ini kecuali akan ditamparnya dengan tamparan yang keras. Ketika orang-orang mengatakan, "fitnah telah selesai", ternyata fitnah itu masih saja terjadi. Diwaktu pagi seseorang dalam keadaan beriman, namun di waktu sore ia telah menjadi orang kafir. Akhirnya manusia terbagi menjadi dua golongan: *golongan beriman yang tidak ada kemunafikan sedikit pun di antara mereka, dan golongan munafik yang tidak ada keimanan sedikit pun di antara mereka....* (HR Abu Dawud, Ahmad, dan Al Hakim)

Hadist dari Nabi Muhammad di atas menjadi peringatan bagi kita semua. Fitnah duhaima' (kegelapan) yang mengerikan, kebaikan dikatakan buruk dan keburukan dikatakan baik. Ada pengemban dakwah mengajak kebaikan dikatakan penjahat. Ada pencuri kekayaan alam Indonesia dikatakan penyelamat. Apa jadinya negeriku ini?

Syariat Islam yang datang dari Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan sudah diabaikan. Khilafah bagian dari ajaran Islam yang mulia dikriminalisasi, dianggap ancaman bagi negeri. Ormas Islam yang peduli perbaikan negeri dianggap anti-pancasila. Tidak ada dialog dengan HTI tapi difitnahi dan dibubarkan. Apalah jadinya negeri ini?

Apa yang terjadi akhir-akhir ini sungguh merupakan ujian keimanan bagi seorang muslim. Apakah ia bisa istiqomah dalam kebenaran Islam atau ikut arus fitnah yang diciptakan musuh-musuh Allah Swt.

Tidak ada pilihan yang terbaik, kecuali tetap menjadi muslim sejati. Muslim yang paham orientasi kehidupannya untuk beribadah kepada Allah dengan taat menjalankan syariat Islam secara kaffah.  Muslim yang hatinya selalu ingat Allah, sehingga tidak ada sedikitpun celah bagi setan untuk membisikkan tipu daya untuk membenarkan fitnah-fitnah yang ditebarkannya. Selain itu setiap muslim wajib mencari berita yang shohih, bukan opini penyesatan publik yang menggiring memperburuk citra Islam.

Diakhir tulisan ini, mari kita amalkan doa yang akan meneguhkan keimanan kita kepada Allah Swt.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”(QS. Ali Imron:8)

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)

*Owner Rumah Baca Zaza Jombang

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version