View Full Version
Senin, 31 Jul 2017

Ketika Air Laut Tak Lagi Asin

Sahabat VOA-Islam...

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daerah perairan yang sangat luas. Maka tak heran jika negara Indonesia disebut sebagai negara Maritim karena wilayah lautnya yang luas dan banyak. Air laut yang notabene berasa asin ini sejak jaman dahulu dimanfaatkan untuk bahan pembuatan garam oleh masyarakat yang tinggal didaerah pesisir laut. Mereka membuat garam dengan cara membendung garam yang kemudian memanfaatkan energi matahari sebagai proses pemurnian untuk pengkristalisasi garam.

Garam yang termasuk kebutuhan pokok sehari-hari dahulunya sangat melimpah kini menjadi langka dan sulit untuk didapatkan. Hal ini yang membuat sebagian masyarakat baik dalam bidang Industri maupun untuk konsumsi rumhan menjadi kesulitan untuk memasok garam. Sehingga para pedagang garam terpaksa menaikkan harga garam karena keberadaan garam yang mulai langka. Garam yang dulunya seharga Rp 1500 kini melonjak menjadi sekita Rp 5.000 sampai Rp 6.000.

Sedikitnya terdapat dua faktor yang menjadi salah satu penyebab utama kelangkaan garam sekaligus meroketnya harga garam dalam setahun terahir ini dikarena faktor cuaca yang mengakibatkan petani gagal panen selama 2016 lalu. Serta beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai tidak akurat mengantisipasi kelangkaan garam, kususnya pada semester pertama 2017. (beritajatim.com).

Dari kebijakan pemerintah yang tidak akurat ini dinilai menjadi penyebab lain hingga terjadi fenomena yang kelangkaan. Sehingga saat defisit dalam neraca garam dan tidak memungkinkan produksi garam dalam negeri, lazimnya impor garam harus dilakukan. Pemerintah menugaskan PT Garam melakukan impor garam dari Australia sebanyak 75.000 ton garam guna untuk memenuhi kebuthan garam masyarakat. Akan tetapi hal ini sangatlah berbahaya dikawatirkan jika impor berlangsung dan bersamaan dengan petani garam yang mulai menggalakkan garam nasional sudah mulai panen menjadi tersingkirkan dan kalah dipasaran sehingga justru akan merugikan petani garam dalam negeri.

Dalam hal ini kita tidak dapat menyalahkan cuaca yag menyebabkan garam menjadi gagal panen karena itu sudah ketetapan dan merupakan rahmat dari Allah, karena Allah sudah memberikan kenikmatan yang sangat besar yaitu berupa sumber daya aam yang sangat luas dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya :

Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”. (QS. Al- Jatsiyah: 13 )

Selain kita memanfaatkan sumber daya alam yang merupakan ciptaan Allah kita juga diperintahkan untuk menjaga dan melestarikannya seperti firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya :

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum : 41)

Oleh sebab itu, keadaan garam yang langka ini marilah kita sebagai hamba Allah mengintropeksi diri dari permasalahan yang muncul bisa jadi ini merupakan salah satu teguran dari Allah yang tidak kita sadari. Marilah kita sama-sama lebih mawas diri dalam menghadapi setiap permasalahannya, dan meningkatkan kebersamaan baik dari rakyat dan pemerintah sebagai pelaksana kebijakan bekerjasama dengan baik.

Jangan terlalu terburu-buru dalam memberikan kebijakan yang nantinya justru rakyatlah yag sengsara. Menjadi seorang pemimpin memang tidaklah mudah karena merupakan amanah yang sangat berat dan Allah seringkali mengingatkan didalam firmannya untuk menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

Saudariku yang dirahmati Allah, apapun yang Allah berikan kepada kita hekdaklah kita mensyukuri nya karena bagi barang siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, maka Allah akan menambah nikmat itu menjadi lebih dari yang sebelumnya. Dan janganlah lupa kita untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah karena Allah telah memberikan segala kekayaan alam beserta isinya ini untuk dimanfaatkan oleh manusia sebagai hambanya.

Semoga Allah senantiasa memberikan nikmat dan keberkahan dalam hidup kita, dan semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita yang telah kita perbuat tanpa kita sadari. Wallahu a'lam bish-shawab. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Ilma Kurnia Pangetuti, Mahasiswa di Blitar Jawa Timur


latestnews

View Full Version