Sahabat VOA-Islam...
Fenomena LGBT (lesbian Gay Biseksual Transgender) semakin merebak hari ini, meskipun sudah bukan headline news tapi saya rasa tidak pernah basi jika kita bahas karena masih menjadi penyakit social ditengah tengah masyarakat. Minggu lalu Universitas besar di kota Malang yaitu Universitas Brawijaya dicatut namanya oleh kaum LGBT didalam grupnya, mereka mengatasnamakan Persatuan Gay UB Malang. Tentu saja apa yang mereka lakukan mencoreng nama UB sebagai kampus ternama.
Menyikapi isu itu Tim Advokasi Universitas Brawijaya (UB) Dr. Prija Djatmika, SH., MS. menegaskan bahwa di UB tidak ada organisasi semacam itu. Banyak akun yang dipalsukan, bahkan salah satunya juga teman saya, fotonya diambil dan dibuat sebagai photo profil dan background untuk akun facebook admin LGBT.
UB melarang adanya komunitas sesama jenis yang mengatasnamakan kampus, akan mengusut dan memperkarakan pihak yang telah mencemarkan nama baik universitas tersebut. Tapi kemudian UB memberikan penjelasan bahwa pihaknya tidak melarang jika ada individu LGBT yang ada didalam kampus karena hal itu merupakan wilayah pribadi masing masing. Wajar saja UB begitu karena dia adalah kampus umum bukan kampus islam, tapi saya juga tidak tahu menahu bagaimana kabar LGBT didalam kampus islam, apakah keberadaan mereka terlarang atau dibolehkan. Saya rasa kampus islam atau bukan akan sama saja, karena memang negeri ini mengadopsi kebebasan. Freedom from want.
Bahkan meneteri agama islam, pak Lukman memberikan –saya rasa- sebuah apresiasi kepada kaum LGBT dalam forumnya, saya nya sih geleng geleng kepala heran. Saya bukan sok alim dan paling bener, apalagi menghina atau merendahkan mereka toh saya juga manusia yang teramat biasa. Sama sekali tidak demikian. Tapi yang jelas, dan ini saya rasa teramat jelas bagi kita semua bahwa apa yang mereka lakukan adalah kesalahan. Kesalahan mereka sendiri memilih jalan yang salah itu, kesalahan juga dari lingkungan yang membentuk tidak menjadi manusia normal karena banyak tuning dari system kapitalisme sekuler yang mengadopsi kebebasan.
LGBT bukan dirangkul dan diberi dukungan, tapi diluruskan ke jalan yang benar. Apa yang mereka lakukan diluar fitroh manusia. Manusia laki laki dengan perempuan, jantan dengan betina, kutub negative dengan positif, tidak dengan sesama jenis. Apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan kodrat nya dan ini tidak boleh didukung, tapi tidak juga direndahkan. Meskipun ini jalan hidup mereka tapi harusnya diarahkan kejalan yang lurus, tidak mungkin Allah yang maha perkasa itu salah menciptakan manusia. Manusia sendiri lah yang memilih jalan hidupnya. Harusnya dia memilih jalan hidup terbaik.
Disisi lain, aktivitas mereka adalah rusak dan merusak generasi. Merusak diri mereka sendiri dengan mengundang berbagai macam penyakit menular seksual dan menghabisi generasi. Coba bayangkan jika LGBT dibiarkan dan banyak anak akhirnya mengira menemukan jati diri mereka dengan berperilakukan homo atau lesbi. Bagaimana perasaan ibunya? Atau misal seorang anak laki laki menggandeng laki laki lain dan diklaim istrinya kemudian menghampiri ibunya untuk meminta restu. Bagaimana menurutmu? Hancurlah sudah dunia ini. Dan jika tidak segera diluruskan maka musnah lah spesies manusia. Apakah orang orang yang membela mati matian kaum LGBT itu tidak berfikir sejauh ini? Apakah mungkin memang sengaja menyongsong hancurnya manusia?
Banyak klaim dan akhirnya mengundang belas kasihan adalah karena mereka menggunakan alasan genetik, kelainan seksual sejak lahir, kromosom dan sebagainya. Tidak ada satupun penelitian yang bisa membuktikan hal itu. Yang benar adalah karena lingkungan hidup membentuk mereka. Misal anak cewek selalu pakai celana dan bermain mobil mobilan, atau anak cowok yang hobinya main boneka.
Ini bukan pilihan mereka saat masih kecil, tapi lingkungan membentuk mereka demikian. Satu lagi fakta mengerikan bahwa penyakit ini menular. Makanya didalam islam, LGBT itu dilarang, dan hukumannya mati, karena dia akan menular kepada orang lain. Misal orang normal disukai oleh orang Gay, dia juga bisa menjadi gay dan melakukan hal yang sama kepada orang lainnya.
Ngeri ya? Dan kengerian ini malah ditumbuh suburkan atasnama kebebasan dan toleransi. Apakah dengan nantinya membunuh jutaan manusia ini bernama toleransi? Sekali lagi, bukan menyalahkan mereka dan mengutuk mereka. Toh saya juga bukan siapa siapa. Tapi yang jelas, mereka harus kembali ke jalan yang benar.
Saya umat islam, takut sekali jika Allah nanti menurunkan azab nya seperti kaum luth penyodom itu. Mereka dihujani batu dan dijungkir balikkan buminya oleh Allah yang maha kuat lagi maha berkehendak. Ayolah kawan,, marilah kita memikirkan kebaikan bersama, bukan dijauhi tapi diarahkan, bukan dikembangkan dan dirangkul tapi dituntun ke jalan yang benar.
Kiriman Masyithoh Zahrodien S.S asal Kota Malang