View Full Version
Rabu, 16 Aug 2017

Antara Sekuler dan Dunia Pendidikan

Oleh: Nur Afifah (Mahasiswa STI Syariah SBI Surabaya)

Apa yang muncul dalam benak kita , ketika membahas tentang pendidikan?  

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk membangun generasi yang cemerlang, ketika seseorang tidak menempuh pendidikan sama sekali maka akan muncul tindak kebodohan yang dilakukan oleh seseorang itu.

Saat ini kita melihat pendidikan itu datang dari arah mana saja, misalkan pendidikan formal yang memang pemerintah saat ini mewajibkan pendidikan wajib 9 tahun, pendidikan yang ditempuh oleh TPQ di lingkungan sekitar rumah itu juga bisa di sebut bagian dari pendidikan, atau yang paling dekat adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua kita. Itu adalah pendidikan yang layaknya seseorang pasti menempuh fase ini.

Belakangan yang terjadi di Negeri kita, negeri Indonesia marak berbagai kriminalitas yang  dilakukan oleh pelajar SD-SMP- SMA bahkan mahasiswa. Fakta yang muncul banyak sekali, misalnya ada Anak SD yang sedang menempuh jenjang kelas VI SD di kota Jombang  Jawa Timur, remaja SMP yang mem-bully temannya habis-habisan hingga membuat anak itu terluka, anak SMA yang terkena kasus Narkoba, apalagi ketika kita melihat kriminalitas tingkat mahasiswa. Muncul berita kumpulan mahasiswa yang bergabung pada grup LGBT, membunuh anaknya sendiri karena terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan banyak lagi kriminalitas yang dilakukan oleh anak yang sedang menempuh pendidikan lainnya.

Ketika kita berfikir sejenak mengapa ini bisa terjadi ? apa yang salah dengan pendidikan saat ini ? akankah ini terjadi seterusnya hingga tak ada generasi cemerlang yang menggantikan negeri ini ?

Ketika di telusuri memang sistem pendidikan saat ini sangat jauh dengan sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam jauh dalam benak kaum Muslimin. Mereka tidak mengalami hidup dibawah Sistem Islam. Gambaran yang muncul pada benak kaum Muslimin saat ini adalah sistem pendidikan yang tidak bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Outpun pendidikan yang ada saat ini tidak melahirkan generasi yang sholeh. Realitas dari output sistem pendidikan saat ini ditandai dengan kualitas pemimpin dari negeri-negeri Islam tersebut. Tidak satupun negeri-negeri Islam saat ini dipimpin oleh seorang pemimpin yang hanya menerapkan Islam sebagai satu-satunya sistem yang kehidupannya bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Lihatlah kebijakan baru yang di rencanakan oleh pemerintah melalui Kementrian Keuangan akan mewajibkan seluruh mahasiswa perguruan tinggi untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP). (Dilansir dari https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20160328182054-78-120104/pemerintah-akan-wajibkan-mahasiswa-miliki-npwp/ ) realitas membuktikan bahwa tidak ada dukungan penuh dari Negara untuk melahirkan generasi yang unggul dan tangguh.

  • Bagaimana dampak ketika mahasiswa diharuskan memiliki NPWP ?

Sungguh, ini adalah kebijakan dzalim pemerintah yang dengan kekuasaannya ia memutuskan rencana untuk membungkam potensi mahasiswa. Mahasiswa dikampus itu memikirka Ilmu yang harusnya ia dapat dengan penuh semangat dan harapan bisa meraih ilmu secara maksimal. Namun ketika kebijakan ini di sahkan akan muncul mahasiswa yang bermental lemah.

Akan sedikit Lulusan SMA/ SMK sederajat yang akan berminat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, apalagi ketika melihat data dari BPS (Badan Pusat Statistik) yang memang negeri ini mayoritas miskin. Ataupun ketika ada mahasiswa yang tingkat keuangannya menengah, ia akan bersusah payah mencari kerja sampingan untuk membayar NPWP yang direncanakan tersebut. Ironis, ketika itu terjadi maka kualitas Unggul yang dihasilkan dari lulusan sarjana tidak akan terjadi justru akan semakin banyak melahirkan generasi yang materialistis, individualistik, liberalis dan sekuler. Kriminalitas pun akan sangat sulit untuk diatasi.

Mahasiswa tugasnya adalah menggali ilmu untuk menjadi generasi unggul dan sebagai konstruktor peradaban, bukan seorang yang sedang bekerja namun mengapa pemerintah terus membuat kami semakin gerah bahkan ketika menjadi seorang mahasiswa ? kurang cukupkan uang pajak yang telah kalian pungut di lini yang lain ? bukankah orang tua dari mahasiswa itu sudah banyak membayar pajak untuk kalian nikmati? 

Sadarilah wahai pemimpinku bahwa kita adalah rakyat yang harus kalian jaga, kalian ayomi, dan kalian sayangi. Bukan tempat untuk kalian peras habis-habisan sehingga kami mati. Jika penulis menganalogikan, Pemerintah ini memeras kita bagaikan cucian baju yang diperas hingga ‘apuh’ dan terus diperas sampai baju pun sobek. Itulah analogi yang cocok untuk pemerintahan saat ini.

Sangat berbeda dengan bagaimana Islam yang telah berhasil melahirkan generasi sholeh dan berkarakter pemimpin, pembangun peradaban mulia. Kualitas pendidikan Islam yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Adalah melahirkan generasi yang sevara individu berkualitas ‘ulul albab’ dan secara generasi berkualitas ‘khoiru ummah’.

Generasi yang dihasilkan dari proses pendidikan Islam yang berkualitas ini, akan mampu memimpin bangsanya menjadi pemimpin peradaban dan perkembangan teknologi dunia. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version