BANYAK berita yang sangat menyedihkan ditengah-tengah kita. Masih jelas dalam ingatan, Tiara Debora, seorang bayi yang meninggal akibat terlambat untuk ditangani pihak rumah sakit karena alasan keuangan (megapolitan.kompas.com, 9/9/2017).
Memang soal maut Allah yang mengatur, tetapi tetap dilihat dari ikhtiar apakah sudah maksimal atau belum. Fenomena ini menjadi potret kehidupan dimana nyawa dan kehormatan seseorang tergantung dari hartanya.
Berbeda dengan kehidupan yang diatur dengan Islam, dimana tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, semua sama. Semua bisa mendapatkan haknya dengan rata, mendapatkan sandang, pangan, dan papan yang dijamin oleh Negara.
Dalam Islam, Negara berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya. Allah sudah memberikan kekayaan Alam yang melimpah pada negri ini, dengan pengelolaan sda tersebut, Negara bisa memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya.
Dengan menggunakan aturan Allah, setiap nyawa akan dihargai, kebutuhan akan rumah, kesehatan dan pendidikan yang berkualitas akan difasilitasi Negara, bisa dengan menggratiskan atau berbayar tapi dengan harga yang terjangkau. Semuanya itu akan terwujud hanya dengan penerapan Islam secara kaffah, dari segi pengaturan kesehatan, ekonomi, politik dan lainnya.
Semoga kita diberikan kesempatan untuk berjuang menegakannya, merasakan hidup dalam naungan Nya." Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Surat Al-A’raaf : 96). Wallahu'alam bish shawab
Nurul
Bandung, Jawa Barat