Sahabat VOA-Islam...
Belum lama ini Kantor KEMENDAGRI digemparkan dengan aksi masa yang melakukan unjuk rasa. Unjuk rasa ini dipicu karena massa yang mengaku sebagai pendukung salah satu calon bupati Kabupaten Tolikara, Papua membuat keributan di kantor Kementerian Dalam Negeri (Jakarta, Kompas.com).
Aksi ini dilakukan oleh Barisan Merah Puth Tolikara sejak Rabu pagi, 11 Oktober 2017 dengan massa berjumlah sekitar 30 orang yang menuntut Mendagri mengesahkan John Tabo-Barnabas Weya sebagai calon Bupati di Pilkada 2017. Mereka meminta ingin dipertemukan dengan Mendagri Tjahjo Kumolo, akan tetapi yang bersangkutan sudah mendelegasikan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Soedarmo dan Dirjen Otonomi Daerah Soemarsono untuk menerima massa pada Rabu sore, sekitar pukul 15.00 WIB.
Namun massa menolak, di saat yang sama sejumlah orang hendak diterima oleh Dirjen kembali lagi kepada massa yang berada di luar gedung KEMENDAGRI sambil berteriak. Teriakan itu kemudian memprovokasi massa ke dalam gedung. Sontak, massa masuk ke dalam area Kantor KEMENDAGRI. Mereka melakukan penyerangan dengan membawa batu dan melemparkannya secara asal-asalan. Akibat perbuatan ini merusak sejumlah fasilitas di kantor seperti empat mobil, satu bus, rusak.
Kaca beberapa gedung dan pot bunga pecah. Satu kamera wartawan juga rusak karena kena batu," ujar Dirjen Otda Sumarsono, usai kejadian. Selain itu, 10 pegawai korban mengalami luka-luka dan di bawa ke rumah sakit. Polisi juga telah mengamankan 15 orang yang kemungkinan akan dijerat dengan pasal 351 dan 170 KUHP. Selain menangkap pelaku, polisi juga menyita sebilah pisau dan belati dari seorang terduga pelaku penyerangan.
Hal ini sangatlah berbeda dengan beberapa bulan yang lalu pada saat umat muslim melakukan beberapa aksi damai salah satunya yang baru terakhir ini adalah aksi damai 299 di depan gedung DPR dalam rangka menentang Perppu Ormas dan Kebangkitan PKI. Aksi yang berlangsung pada hari Jum’at, 29 September 2017 ini berlangsung sangatlah tertib dan damai. Dimana tidak para peserta dalam aksi melakukan sholat jum’at bersama, tak hanya itu mereka juga menyampaikan beberapa orasi yang terbilang sangatlah damai.
Dalam aksi ini diikuti oleh puluhan ribu umat muslim dan jajaran Polisi serta TNI yang ikut mengamankan jalannya Aksi Damai. Setelah acara selesai peserta juga tak sedikitpun meninggalkan sampah, karena setiap peserta membersihkan sisa-sisa sampah sehingga tempat yang tadinya bersih selesai acara kembali bersih. Islam mengajarkan sikap lemah lembut dan penuh kedamaian dalam kehidupan seperti firman Allah yang artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” {QS. Ali-Imran : 159}
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. {QS. Ar-Rad : 28}
Saudariku, dari beberapa firman Allah ini menunjukkan bahwasanya kita harus senantiasa bersikap lemah lembut dan tenang (kedamaian) dalam setiap perbuatan kita hendaklah kita senantiasa mengingat Allah agar kita tidak salah dalam pengampilan keputusan atau perbuatan. Karena ketahuilah bahwa sanya perbuatan kekerasan itu bukanlah perbuatan yang terpuji karena dapat mengakibatkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dan hendaklah dalam setiap permasalahan harus diselesaikan dengan bermusyawarah yakni menyampaikan pendapat sesuai tatacara muyawarah dan sesusai dengan aturan. Semoga dari kijadian ini bisa memberikan nilai positif bagi kita bahwa setiap permasalahan itu tidaklah harus diselesaikan dengan kekersan. Wallahua’lam bii ash-shawab. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Ilma Kurnia Pangestuti