Oleh: Firdaus Bayu
Ini puisi diktator
Yang suka memaksa pembaca untuk mendengar
Dan menekan pendengar agar berkata
Tentang apa saja yang tak pernah mereka baca
Zaman ini sungguh indah
Semuanya lumpuh oleh rekayasa
Dan harus menyelesaikan diri tanpa keadilan
Sebab keadilan kini dipaksa untuk berbohong
Sementara kebohongan sejak dulu selalu sok adil
Jika orang tuli memenangi pemilu
Wajar saja bila hanya jadi kuli di bawah mandor-mandor penipu
Sebagian lainnya buta huruf dan hatinya
Mudah pikun atas sumpahnya di hari pengantin pertama
Jangan berujar benci di sabung politik
Nanti namamu disegel atas nama cinta negara
Ini negara beragama
Tapi hati-hati bicara agama
Tembak siap melejit
Buronan cepat dibidik
Soal cerita bisa menyusul
Yang penting lekas setoran agar posisi tetap aman
Aduh senangnya jadi raja
Bisa menerjemahi Undang-undang tanpa logika
Dan itu sah!
Asal punya lebel bahaya dan layak dianggap anti lima
Dalam sedetik siapapun bisa masuk penjara
Anak-anak kecil dilarang berlari
Tugas kalian hanya menghitung gaji
Atau ambil palu hakim yang terjatuh di depan demonstran
Dan sering dipaksa beradu meja untuk sebuah pengkhianatan
Dor!
Suara klakson opelet rusak
Membangunkan ulama dan santrinya
Untuk maju merukyah jimat-jimat politikus
Yang terlanjur kesurupan di tengah kerongkongan haus
Demi terjaganya ajaran mereka
Dan kembalinya sebuah keadilan
Jangan takut lagi
Pengecut pasti mati atas hukumnya sendiri
Lakon diktator
Kebanggaan para sponsor!