View Full Version
Senin, 30 Oct 2017

Puisi Represif

Oleh: Firdaus Bayu

 

Ini puisi diktator

Yang suka memaksa pembaca untuk mendengar

Dan menekan pendengar agar berkata

Tentang apa saja yang tak pernah mereka baca

 

Zaman ini sungguh indah

Semuanya lumpuh oleh rekayasa

Dan harus menyelesaikan diri tanpa keadilan

Sebab keadilan kini dipaksa untuk berbohong

Sementara kebohongan sejak dulu selalu sok adil

 

Jika orang tuli memenangi pemilu

Wajar saja bila hanya jadi kuli di bawah mandor-mandor penipu

Sebagian lainnya buta huruf dan hatinya

Mudah pikun atas sumpahnya di hari pengantin pertama

 

Jangan berujar benci di sabung politik

Nanti namamu disegel atas nama cinta negara

Ini negara beragama

Tapi hati-hati bicara agama

 

Tembak siap melejit

Buronan cepat dibidik

Soal cerita bisa menyusul

Yang penting lekas setoran agar posisi tetap aman

 

Aduh senangnya jadi raja

Bisa menerjemahi Undang-undang tanpa logika

Dan itu sah!

Asal punya lebel bahaya dan layak dianggap anti lima

Dalam sedetik siapapun bisa masuk penjara

 

Anak-anak kecil dilarang berlari

Tugas kalian hanya menghitung gaji

Atau ambil palu hakim yang terjatuh di depan demonstran

Dan sering dipaksa beradu meja untuk sebuah pengkhianatan

 

Dor!

Suara klakson opelet rusak

Membangunkan ulama dan santrinya

Untuk maju merukyah jimat-jimat politikus

Yang terlanjur kesurupan di tengah kerongkongan haus

Demi terjaganya ajaran mereka

Dan kembalinya sebuah keadilan

 

Jangan takut lagi

Pengecut pasti mati atas hukumnya sendiri

Lakon diktator

Kebanggaan para sponsor!


latestnews

View Full Version