Oleh:
Fitriani S.Pd*
MAHASISWA adalah salah satu pilar penting penopang setiap gerakan, untuk mengubah bangsa dan negara. Dari masa ke masa telah terbukti, bagaimana kiprahnya pada era reformasi, orde lama, orde baru hingga saat ini. Mahasiswa sebagai agen perubah selalu mengambil peran penting di garda pergerakan kepemudaan.
Mahasiswa juga selalu menggunakan keintelektualitasnya untuk selalu menganalisis dan mengritisi berbagai macam kecarutmarutan yang terjadi di negeri ini. Jelas sekali, mereka bukan mahasiswa abal-abal yang hanya sibuk mengejar IPK tertinggi atau hanya berkecimbung dengan tugas kuliah saja. Tapi, mereka adalah mahasiswa yang peka dan peduli terhadap permasalahan di negeri mayoritas muslim terbesar di dunia ini.
Sayangnya, yang terjadi hari ini cukup memilukan. Rezim saat ini telah berupaya untuk membungkam suara mahasiswa. Jelas bukan dibungkam dengan nasi bungkus atau uang receh, melainkan di bungkam dengan cara di persekusi, diancam, bahkan ada yang sampai dijebloskan ke dalam buih. Seperti yang di kutip dari Koran.pendjoeangan.com, ada 13 mahasiswa yang ditangkap oleh aparat kepolisian, ketika menggelar aksi pada 20 oktober lalu dengan tajuk tugu rakyat: Evaluasi 3 tahun pemerintahan Jokowi JK.
Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa ini sebagai bentuk kritismenya untuk menagih janji-janji orang nomor satu di negeri dengan sumber daya alam terbesar di dunia ini. Belum lagi ada mahasiswa IAIN Kendari yang diskors satu semester karena teguh dengan memegang Islam. Ya, mahasiswa yang salah satunya bernama Hikma Sanggala ini di permasalahkan oleh kampusnya karena terbukti membuat video tentang dukungannya terhadap penolakan Perppu ormas kemarin dengan menggunakan almamater kampus.
Tak hanya itu saja, cap radikalisme dan intoleran langsung di tujukan kepada mahasiswa yang terang-terangan membongkar dan mengkritisi bobroknya kebijakan penguasa. Bahkan langsung di tuduh anti pancasila dan pengancam NKRI ketika umat hari ini, khususnya mahasiswa menawarkan sistem Islam sebagai solusi fundamentalnya. Perjuangan ikhlas dari para intelektual mahasiswa muda yang jika mereka membawa Islam sebagai solusi sistematik negara dengan sumber saya alam terbesar di dunia ini, justru di tuduh sedemikian rupa seolah merekalah yang menjadi ancaman nyata untuk negeri ini.
Apalagi sejak di berlakukannya Perppu ormas. Semua yang terkait dengan Islam akan di persekusi dengan atas nama menjaga dan melindungi NKRI, sementara disaat yang bersamaan rezim melebarkan jalan untuk aseng asing unutk menjarah harta dan kekayaan negara
Jelaslah kiranya bahwa rezim di negeri yang hampir bangkrut dengan utang luar negerinya ini, telah menutup mata dan telinga atas lahirnya ketidakadilan dan ketidaksejahteraan umat, karena kebijakan yang mereka tetapkan. Anti nasehat dan kritik begitu sangat nampak karena rezim saat ini telah terpenjara dengan kepentingan Aseng Asing. Kesengsaraan rakyat akibat penghianatan pejabat berdasi serta penerapan sistem kapitalisme yang telah lama menguras habis seluruh aset negeri.
Belum lagi sistem bobrok ini hanya memihak pada segelintir rakyat, para pemilik modal saja.Perjuangan ikhlas dari para intelektual muda di kampus yang membawa Islam sebagai solusi sistematik negara dengan sumber saya alam terbesar di dunia ini, justru di tuduh sedemikian rupa seolah merekalah yang menjadi ancaman untuk negeri ini.
Namun, meskipun demikian ideologi perjuangan mahasiswa tidak akan pernah binasa atau mati. Mahasiswa akan selalu hadir dan berada di tengah-tengah umat untuk melakukan perjuangan dan pembelaan serta menawarkan Islam sebagai solusi ke tengah-tengah umat. Karena jelas Islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia yang tidak hanya urusan di atas sajadah saja, namun juga di pemerintahan, politik, negara , dan lain-lainnya.
Suara mahasiswa tidak akan pernah redam dan tak gentar mengkritisi kebijakan dzolim penguasa. Mereka akan senantiasa melemparkan api kebenaran, di tengah-tengah bungkamnya suara perubahan. Karena sejatinya intimidasi, persekusi dan segala bentuk ancaman yang di berikan oleh rezim anti kritik saat ini,tidak akan mampu menghentikan suara kritis mereka. Apalagi jika mereka berjuang bukan hanya karena saking cintanya kepada NKRI agar lebih baik lagi, namun juga sebagai wujud pertanggungjawaban atas masa mudanya dihadapan Allah swt kelak.
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia di tanya tentang lima perkara (yaitu) : Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa hartanya tersebut di belanjakan serta apa saja yang ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. At-Tirmidzi). Wallahu a’lam bish shawab.* Pemerhati pendidikan dan Remaja Kota Baubau Sulawesi Tenggara