Oleh: Dee An (Owner @snacksehat_id)
Jagat Dunia Twitter, Jumat 24 November 2017 dihebohkan dengan postingan orang nomor dua se-Jawa Timur (Gus Ipul). Dalam postingannya tersebut, Gus Ipul memposting komik yang diakui sebagai komik juara lomba komik santri. Dalam komik tersebut berisi kejadian kebakaran di atas kapal, ada seorang korban perempuan dengan anaknya. Sedangkan diluar ada beberapa laki-laki yang menjadi penolong.
Penolong pertama yang dicirikan dengan laki-laki yang memakai jenggot menanyakan kepada korban perempuan tersebut, apakah agama perempuan tersebut?, tanpa menolongnya. Penolong lainnya yang dicirikan memakai kopyah dan sarung, langsung bertindak sambil mengatakan ‘mau nolong kok nanya agamanya apa’. Dilanjutkan dengan perkataan pria bersarung tersebut, ‘ini rumah kita yang harus kita jaga’.
Tersebab itulah, banyak kaum muslimin yang merasa bahwa komik itu justru adalah stigmatisasi atas umat islam. Pria yang berjenggot adalah stigmatisasi golongan tertentu yang dianggap ‘alergi dengan non muslim’. Padahal, jika mau dilihat dari perjalanan negeri ini, tidak pernah kaum muslimin membeda-bedakan baik muslim maupun non muslim dalam urusan bencana. Semua dianggap sama.
Benarkah seperti itu? Islam adalah agama kemuliaan yang jelas-jelas tidak pernah membedakan antara muslim satu dengan muslim yang lainnya. Dengan non muslim pun, Allah sudah tegaskan bahwa sebagai muslim tak boleh untuk memaksa orang non muslim untuk masuk ke dalam agama islam (Al-Baqarah :256).
Diterapkannya demokrasi dengan asas kebebasan berpendapat justru banyak digunakan untuk menyerang islam dan pemikirannya. Padahal Islam bukanlah agama yang akan menjadikan pemeluknya lantas mutlak sok-sok-an menjadi orang paling mulia. Justru ketika seseorang menjadi muslim, dia akan berusaha memberikan amalan terbaiknya untuk mengharapkan ridlo Allah. Karena sebuah kesadaran bahwa islam adalah agama yang akan memuliakan mereka dan hanya dengan mendapat ridlo Allah sajalah seseorang akan mulia.
Termasuk pun dalam berkarya. Berkarya adalah amal. Dan bukankah amalnya seorang muslim harusnya hanya ditujukan untuk mencari ridlo Allah? Bukan memuaskan ‘para penghasut agama ini?’ [syahid/voa-islam.com]