View Full Version
Kamis, 30 Nov 2017

Radikalisme, Ancaman Kah?

TOPIK radikalisme agaknya bukan lagi menjadi hal baru yang muncul di telinga kita. Radix sendiri dalam bahasa latin diartikan sebagai akar. Sedangkan radikal sendiri diartikan sebagai mengakar. Jika disimpulkan dari arti radikal secara bahasa, maka orang-orang yang radikal adalah orang-orang yang punya ide mengakar kuat dalam pikiran mereka yang mampu menggerakkan mereka untuk melakukan sebuah perubahan.

Tak ada masalah bila kita sama-sama mengembalikan pada arti kata radikal itu sendiri. Permasalahan yang muncul dan terus distigmakan oleh media adalah orang-orang yang dianggap radikal ini lebih dekat dengan terorisme yang mampu melakukan pemberontakan, pemboikotan, anti kebhinekaan, intoleran, anti NKRI, dan berbagai macam pandangan buruk lain.

Radikalisme hari ini dianggap sebagai ancaman yang bagi pemerintah, hingga untuk mengahapuskan orang-orang dengan label radikal ini berbagai upaya pun dilakukan. Mulai dari pembubaran ormas, upaya pemberantasan radikalisme di kampus-kampus lewat seminar kebangsaan, hingga upaya pembungkaman. Namun benarkah radikalisme adalah ancaman bagi negeri ini seperti yang digembor-gemborkan penguasa?

Bila kita mau berpikir secara rasional, mana yang lebih mengancam negeri ini, mereka yang tekun mengingatkan penguasa, atau mereka yang ikut merampok aset negeri ini? Mana yang lebih mengancam negeri ini, mereka yang mengangkat suara, ataukah mereka yang jelas-jelas mengangkat senjata?

Segala drama yang terjadi hari ini semakin menunjukkan bahwa bukan radikalisme yang menjadi ancaman negeri ini. Tapi ketakutan para penguasa dan para mafia yang berdiri di belakang para tokoh yang enggan melepaskan tahtanya. Alih-alih mengurusi urusan rakyat dengan benar, mereka justru makin sibuk mencari cara untuk tetap bertahta. Padahal jelas dalam Islam, politik bukan tentang mencari kekuasaan hingga mana saja yang dirasa mengancam disudutkan kesana kemari. Politik adalah tentang bagaiamana mengurus seluruh permasalahan ummat.*

 

Aprilely Ajeng Fitriana

Aktivis Komunitas Revowriter


latestnews

View Full Version