View Full Version
Ahad, 07 Jan 2018

Pernyataan Trump Memantik Kebangkitan Umat Islam

Oleh: Ventin Yurista, S.Ked

(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter Universitas Airlangga)

“Hari ini, kita akhirnya mengakui hal yang jelas, bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.”

Begitulah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pidatonya di Gedung Putih pada Rabu, 6 Desember 2017 (news.detik.com). Pernyataan yang mengejutkan dunia, mengingat presiden AS sebelumnya tak pernah secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun Trump membuat gebrakan dan dengan arogannya berkata, “Sementara beberapa presiden sebelumnya menjadikan ini sebaga janji utama kampanye mereka, mereka gagal memenuhinya. Hari ini, saya memenuhi janji itu.”

Pernyataan Trump tersebut sangat kontradiktif dengan upaya perdamaian Israel-Palestina yang didengungkan selama ini. Sikap Trump menampakkan dengan jelas permusuhannya terhadap umat Islam dan keberpihakannya pada kaum Yahudi. Klaim sepihak Trump ini meneguhkan dukungannya pada penjajahan Israel atas Palestina. Solusi dua negara hanyalah omong kosong belaka. Israel, dengan AS sebagai pendukungnya, tak akan berhenti menumpahkan darah kaum muslimin demi menguasai Palestina.

Di sisi lain, pernyataan Trump juga menjadi pemantik bagi umat Islam. Reaksi keras bergema di seantero dunia Islam. Palestina bergejolak. Aksi protes menentang keputusan Presiden Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel digelar di setidaknya 30 kota di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Tentara Israel menembaki ribuan massa yang menggelar demonstrasi dan melukai lebih dari 40 warga Palestina. Demonstrasi juga digelar di sejumlah kota di dunia, termasuk di Istanbul (Turki), Tunis (Tunisia), Amman (Yordania), hingga Australia.

Pernyataan Trump juga menggerakkan jutaan umat Islam di Indonesia. Serangkaian aksi protes diadakan di berbagai daerah. Di Batam, ratusan warga dari perwakilan NU, Muhammadiyah, dan FPI menyuarakan kecaman terhadap pernyataan Trump. Puluhan ormas Islam berkumpul dalam demonstrasi secara damai di depan Konjen AS di Surabaya. Di Jakarta, acara yang bertajuk Aksi Bela Palestina 1712 menjadi acara kolosal sebagaimana Aksi 212. Aksi serupa juga diadakan di Mataram, Bengkulu, Lampung, Jambi, sampai Kalimantan. Tak ketinggalan, netizen di sosial media serempak mengusung opini yang sama: bebaskan Al Quds dari penjajahan Israel.

Pernyataan Trump ini telah memicu semangat jihad dan persatuan umat Islam. Umat Islam yang selama ini diam ketika didzalimi, kini mulai bersuara. Tak ada lagi sekat-sekat negara dan golongan. Semua umat Islam di seluruh penjuru dunia bergerak bersama atas dasar akidah dan persaudaraan sesama muslim.

Mari kita renungkan perkataan Golda Meir, Perdana Menteri Israel ke-4,” “Dahulu waktu kami bakar Masjid Al-Aqsha tahun 1967, saya tidak bisa tidur sepanjang malam karena pusing memikirkan bayangan kelam bahwa rakyat Arab esok hari akan memasuki negara Israel berbondong-bondong dari berbagai penjuru untuk balas dendam dengan terbakarnya masjid mereka. Namun di keesokan paginya saat matahari terbit ternyata kondisi aman. Sejak itu saya berpikir bahwa kami (Israel) bisa berbuat apa saja yang kami inginkan. Karena yang kami hadapi adalah umat yang tertidur.”

Ya, umat Islam selama ini telah tertidur. Kita terlena dengan janji-janji Barat dan penguasa negeri-negeri muslim untuk membebaskan Palestina. Namun nyatanya mereka hanya bisa mengecam tanpa melakukan tindakan nyata. Kini saatnya umat yang tertidur ini bangun. Ini adalah momen yang tepat untuk bangkit dan merapatkan barisan.

Saatnya umat bersatu kembali sebagaimana dulu kita bersatu dalam naungan Khilafah. Saatnya mengembalikan kedigdayaan Islam, memuliakan kaum muslimin dan mengakhiri segala penindasan Barat. Al Quds telah menyeru kita, saatnya umat Islam bangkit! Saatnya wujudkan Khilafah Islam pemersatu kaum muslim yang akan kumandangkan jihad  selamatkan Al Quds! [syahid/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version