View Full Version
Ahad, 21 Jan 2018

Mewaspadai Kebangkitan Kaum Sodom

Sahabat VOA-Islam...

Sering kita mendengar kisah tentang Nabi Luth dan kaumnya. Kaum sodom namanya. Kaum yang orientasi seksualnya tidak biasa. Laki-laki tertarik kepada laki-laki. Perempuan tertarik kepada perempuan. Nabi luth terus menerus menyeru kepada umatnya, untuk kembali kepada jalan kebenaran.

Namun kaum sodom banyak yang menolak. Nabi Luth pun sadar, kaumnya tidak dapat diberi peringatan atau pengertian lagi. Kaum sodom bagai virus mematikan yang terus menginfeksi lingkungannya. Hingga tak ada jalan lain kecuali mengamputasi kaumnya dengan dimusnahkan. Nabi Luth berdoa meminta kepada Allah untuk mengazab kaumnya. Untuk memutus virus mematikan agar tidak menyebar ke daerah lainnya. Hingga Allah menggoncang kota Sodom dengan dahsyatnya. Nauzubillah.

Kaum sodom yang dimusnahkan Allah, kini muncul kembali. Mereka merasuk hingga ke negeri-negeri kaum muslim. Elgebete, itulah kaum sodom masa kini. Berdasarkan data Kemenkes tahun 2012, ada satu juta sembilan puluh lima ribu sembilan ratus tujuh puluh pria suka pria. Ada yang memperkirakan jumlah kaum gay (laki-laki suka laki-laki) setidaknya tiga persen dari total populasi penduduk Indonesia. Sekitar tujuh juta penduduk.

Apakah mungkin, begitu banyak laki-laki yang orientasi seksualnya tidak biasa? Apa iya, elgebete adalah penyakit bawaan sejak lahir? Jika belajar dari kaum Nabi Luth, maka elgebete bukan penyakit bawaan. Tapi penyakit yang sengaja disebarluaskan. Penyebaran dan pengrekrutannya tertata rapi. Bahkan disokong dana internasional untuk melegalkan keberadaan elgebete. Kesimpulannya, elgebete ada karena adanya ruang kebebasan yang diberikan kepada mereka. Adanya campur tangan dari pihak-pihak yang ingin menghancurkan umat islam.

Allah melarang keras hambanya agar tidak masuk golongan orang-orang menyukai sesama jenis. Termasuk elgebete. Maka sudah selayaknya para pemimpin negeri ini menolak elgebete. Sebelum Allah menurunkan azab bagi negeri ini sebagaimana azab yang menimpa kaum Nabi Luth. Sebab tidak ada azab seberat azab yang menimpa kaum Nabi Luth. Dan sudah selayaknya kaum muslim kembali kepada ajaran ilaihi. Menerapkan islam kaffah dalam kehidupan. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Nur Khamidah/Mahasiswa Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya/Aktivis Revowriter


latestnews

View Full Version