View Full Version
Kamis, 01 Feb 2018

Siasat Sandal Jepit dan Kaos Oblong

Sahabat VOA-Islam...

Presiden RI, Joko Widodo berjalan-jalan di kawasan Malaiboro bersama keluarganya, sabtu  (30/12/2017) malam. Berdasarkan rilis yang diterima dari Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Mahmudin, Jokowi menggunakan kaos berwarna merah berangkat dari Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta sekitar pukul 19.17 WIB dengan berjalan kaki (http://batam.tribunnews.com/2017/12/31)

Media mulai lagi menunjukkan perannya dalam membius rakyat Indonesia. Bagaimana tidak? Strategi sandal jepit dan kaos oblong kembali lagi mengambil peran. Masih kuat dalam ingatan kita, dengan adegan ala calon Presiden (karena waktu itu masih calon) dengan blusukan mendatangi pasar, kerumunan masyarakat, mall, jalan-jalan dll.

Seolah masyarakat merasa diperhatikan, karena calon presiden pun mau turun jalan. Berbondong-bondong rakyat pun menyaksikan setiap adegan ini. Menyanjung-nyanjung, bahkan sampai berandai-andai, inilah calon pemimpin masa depan untuk bangsa ini yang akan membuat perubahan bagi rakyat.

Alhasil, setelah terpilihnya Presiden RI, harapan rakyat sirna. Presiden yang digadang-gadang merakyat, malah membuat kebijakan yang mencekik rakyat. Masih tajam dalam ingatan kita, kelangkaan beberapa kebutuhan sehari-hari rakyat mulai dari cabe, garam, bahkan singkong pun sampai harus impor. Kebijakan terbaru terkait dengan hajat rakyat, melon hijau yang mau diganti dengan melon pink,  alias kelangkaan gas elpiji 3 kg yang akan berubah menjadi 20 kg yang pastinya harganya akan lebih mahal.miris sekali negeriku ini.

Blusukan,sandal jepit, kaos oblong, memang sangat identik dengan keseharian rakyat. Namun, ketika memilih calon pemimpin hanya diihat dari blusukannya saja dan merakyatnya saja, ini yang sangat keliru. Terlebih media yang ada sekarang ini, justru menyajikan berita-berita hanya sekedar pencitraan saja. Merubah paradigma rakyat inilah kata kunci untuk memilih sosok pemimpin yang benar-benar amanah dan bertanggungjawab.

Kepemimpinan tidak bisa hanya dinilai dari kulit luarnya saja. Karena penampakan luar, belum tentu sesuai dengan dalamnya. Realita semacam ini bukan hanya sekali terjadi, bahkan terlalu sering terjadi. Setiap kali proses pergantian pemimpin, saat itu juga ribuan rayuan dan cara digunakan untuk memperoleh dukungan. Kenapa rakyat belum sadar?

Kepemimpinan yang dicontohkan Rosululloh saw, cukup menjadi bukti sosok pemimpin yang ideal. Apa yang dinampakkan diluar, itulah yang sebenarnya Beliau lakukan. Bukan hasil dari rekayasa media, apalagi pencitraan. Sosok Rosul yang sangat sederhana dengan hanya mempunyai 2 pakaian, satu dikenakan yang satunya dijemur. Kesederhanaan lainya nampak di rumah Beliau, ketika Beliau tidak mendapati makanan di rumah, Beliau memilih untuk puasa.

Bahkan ketika suatu malam Beliau pulang, rumahnya dikunci. Beliau berpikir istrinya telah lelah mengurus rumah tangga. Sehingga Beliau memilih untuk menggelar sorbannya, kemudian tidur di depan pintu. Beliau juga sangat peduli kepada rakyatnya, bahkan setiap selesai sholat shubuh, Beliau mendatangi nenek yahudi kemudian menyuapinya. Masih banyak kisah dan keteladaanan kepemimpinan Belaiu. Dan itu semua sangat nyata. Apa yang dijanjikan. Itu yang dijalankan.

Bukan hasil dari pencitraan. Semoga kelak negeri ini, bangsa ini, serta bumi ini memperoleh sosok pemimpin seperti Belaiu, pemimpin yang amanah dan bertanggungjawab, bukan hanya kepada rakyat, tapi juga kepada Alloh SWT.

 


latestnews

View Full Version