Sahabat VOA-Islam...
Bahasa Arab adalah bahasa yang penting bagi kaum Muslimin. Betapa tidak, bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan dalam Al Qur'an dan As Sunnah. Tanpa memahami bahasa Arab maka akan sulit bagi kita untuk memahami isi Al Qur'an dan As Sunnah. Meski saat ini sudah ada terjemahan dan tafsir Al Qur'an serta Al Sunnah dalam bahasa Indonesia namun sensenya sangat berbeda ketika kita faham kaidah bahasa Arabnya.
Dalam Kekhilafahan Islam, bahasa Arablah yang menjadi bahasa pemersatu bagi kaum muslimin yang saat itu berasal dari berbagai suku bangsa. Bahasa Arab menjadi bahasa pengantar di sekolah-sekolah, kantor pemerintahan dan tempat-tempat umum lainnya. Namun demikian bukan berarti meniadakan bahasa yang lain. Layaknya di Indonesia saat ini meski bahasa utama adalah bahasa Indonesia namun bahasa daerah masih ada dan digunakan oleh masyarakat.
Sayangnya saat ini tidak banyak kaum muslimin yang memahami bahasa arab. Sehingga banyak kaum muslimin yang tidak memahami hukum-hukum Islam. Dalam mempelajari hukum-hukum Islam bahasa Arab adalah bahasa yang wajib difahami oleh seorang muslim. Karena bahasa Arab inilah yang digunakan untuk menggali hukum-hukum dalam Al Qur'an, As Sunnah, ijma' sahabat dan Qiyas. Keempatnya menggunakan bahasa Arab. Lalu bagaimana bisa kaum muslimin bisa memahaminya jika tidak memahami bahasa Arab?
Dengan demikian ketidakpahaman terhadap bahasa Arab menyebabkan terhambatnya proses ijtihad. Padahal ijtihad ini adalah pintu bagi terselesaikannya persoalan-persoalan hidup manusia. Apa jadinya ketika ijtihad tidak dilakukan lagi maka persoalan-persoalan baru yang ada di dunia ini tidak bisa terselesaikan dengan Islam. Kaum musliminpun akan semakin jauh dari Islam dan menggunakan hukum yang lain. Seperti saat ini, kaum muslimin justru memilih menggunakan hukum-hukum kapitalis sekuler. Ini disebabkan ketidaktahuannya terhadap hukum-hukum Islam.
Walhasil dengan penerapan hukum sekuler yang ada bukan kemaslahatan yang didapatkan justru kerusakan. Air hujan yang membawa berkah justru menjadi banjir disebabkan tata kelola kita yang menerapkan hukum kapitalis yang hanya mementingkan kaum bermodal daripada kemaslahatan umat. Hasilnya kebarakahan hidup tidak lagi terwujud. Benar kiranya firman Allah SWT dalam Al Qur'an sura Al A'raf ayat 96 yang artinya
"Jikalau sekiranya penduduk negeri2 beriman dan bertaqwa niscaya akan (Kami) limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka akibat perbuatannya"
Tampak disini efek besar yang terjadi akibat ditinggalkannya bahasa Arab oleh kaum muslimin. Jadi, jangan ragu lagi untuk memulai mempelajari dan memahami bahasa Arab. Bukan untuk dianggap pintar berbicara bahasa Arab tapi dalam rangka sesuatu yang lebih besar yaitu untuk memahami hukum-hukum Allah SWT. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Desi Maulia, S.K.M, Tinggal di Surabaya