View Full Version
Selasa, 20 Feb 2018

Sandal Bilal vs Sandal Presiden

Sahabat VOA-Islam...

Benda yang menempel paling rendah pada tubuh kita adalah sendal ya gak? Meski mahal tapi tetetap diletakkan dibawah kaki. Sekalipun sendal merek Jimmy Choo ataupun Sergio Rossi yang harganya diatas 20 jutaan tetap aja kalah sama topi pinggir jalan yang harganya mungkin gak sampai 20 ribuan.

Ngomongin sandal jadi inget kisah Rosululloh dan sahabatnya Bilal bin Rabbah. Ternyata sandalnya bilal menjadi khabar kalau dirinya akan masuk syurga. Saat Rosululloh ada diajak malaikat melihat syurga dalam peristiwa isra' mi'raj Rosululloh mendengar suara sandal Bilal bin Rabbah. Kemudian Rosul memanggil Bilal seusai jamaah sholat subuh dan menanyakan amal apa yang dilakukan sehingga Sendalnya sudah terdengar di syurga padahal orangnya masih didunia.

Dan Bilal pun menjelaskan bahwa dia tidak memiliki amalan istimewa kecuali amalan kecil yang konsisten dijalankan yaitu senantiasa menjaga wudhlunya dan sholat 2rakaat setelah wudhu. Sendal bagi manusia mulia seperti Bilal bisa memberikan kabar kalau dia akan menjadi salah satu penghuni syurga.

Beda lagi dengan kisah sendal jepit yang satu ini, boro - boro bisa memberikan kabar bagi pemiliknya kalau dia menjadi calon penghuni syurga. Mungkin malah kebalikanya. Pasalnya pemiliknya ini adalah seorang pemimpin yang diserahi urusan untuk mengatur rakyat namun justru dia menipu rakyatnya.

Ia mengenakan sendal bukan karena kesederhanaan hidupnya sebagai seorang pemimpin tapi tak lebih hanya untuk sebuah pencitraan agar rakyat melihatnya sebagai sosok yang sederhana dan merakyat. Karena apa yang ditampilkannya di media bertolak belakang dengan kehidupan sehari - hari yang dia jalani. Mulai dari tas yang harga jutaan sampai resepsi pernikahan anaknya yang gelar sampai 7hari dan menghabiskan dana milyaran rupiah.

Disaat yang sama banyak rakyatnya mengalami kesulitan hidup karena mahalnya harga kebutuhan mulai dari BBM, gas LPG juga listrik. Ditambah sulitnya mencari pekerjaan. Berbagai kebijakannya yang dikeluarkanpun cenderung tidak ada yang berpihak kepada rakyat dan cenderung berpihak kepada asing dan aseng.

Maka wajar jika dengan pencitraannya (baca: kebohonganya) yang dilakukan sebagai seorang pemimpin akan menjadikan dirinya diharamkan masuk syurga.

Sebagaimana hadist yang diriwayatkan dari Al-Hasan: ‘ Ubaidillah bin Ziyad pernah menjenguk Ma’qil bin Yasar Al-Muzanni pada waktu sakit menjelang wafatnya. Lalu Ma’qil berkata, “Aku akan menceritakan sebuah hadis yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Kalau aku tahu bahawa aku masih akan hidup, tentu aku tidak mau menceritakannya kepada mu. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Seseorang yang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu mati ketika sedang MENIPU rakyatnya, maka Allah mengharamkan baginya syurga.”

(6:9 Shahih Muslim)

Sementara tempat kembali mabusia setelah kehidupan dunia ini hanya ada dua, syurga dan neraka. Jika setelah meninggalnya manusia tidak ada disyurga maka bisa dipastikan dia ada dineraka. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Urip Ibnu Triman 


latestnews

View Full Version