Sahabat VOA-Islam...
Berdasarkan data Susenas tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statisktik (BPS), penduduk Indonesia berjumlah 261.890 jiwa. Jumla bpenduduk yang demikian besar tentu akan menjadi beban pembangunan ekonomi negara. Permasalahan utama pembangunan ekonomi di Indonesia adalah tingginya angka pengangguran dan lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tercatat pada bulan November 2017 saja, tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,50% sedangkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini atau di triwulan ke III tumbuh sebesar 5,03% jumlah tersebut telah naik dari tahun 2014 sebesar 4,79% yang mana itu merupakan presentase terendah dari 6 tahun terakhir.
Peningkatan jumlah usaha yang dilakukan oleh para entrepreneur Indonesia tentu akan meningkatkan lapangan perkerjaan dan sangat berpengaruh dalam mengurangi pengangguran di Indonesia. Pembukaan usaha produktif di kalangan mahasiswa juga akan merangsang pertumbuhan minat dan penjualan serta memperluas transaksi ekonomi. Dengan kata lain mahasiswa pun akan turut andil dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan membentuk usaha produktif sehingga dapat menggerakan roda perekonomian.
Dibutuhkan entrepreneur sebesar lebih dari 4% dari jumlah penduduk untuk bisa menjadikan masyarakatnya sejahtera. Berdasarkan data BPS 2016 dengan jumlah penduduk 252 juta, jumlah wirausaha non pertanian yang menetap mencapai 7,8 juta orang atau 3,1%. angka tersebut masih belum baik jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia 5% dan Singapura 7%.
Hal yang mendasari keinginan menjadi pengusaha bisa jadi hanya karna 2 hal, pertama karna ada peluang. Kedua, tidak ada pilihan untuk bekerja karena tidak memiliki skill padahal menjadi seorang pengusaha juga adalah pilihan. Sebagian besar mahasiswa yang lulus hanya berfikir mereka akan bekerja dimana dan mencari pekerjaan kesana kesini bahkan tak sedikit dari mereka yang menjadi buruh dan tidak sesuai dengan yang mereka inginkan.jurusan, keahlian ataupun minat mereka.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa harus menjadi entreupreneur :
Sebasar apa pun gaji yang kita inginkan tentu akan mengacu pada sebasar apa kerja kita, sesungguh apa kita bekerja hingga kita dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Jika ingin lebih santai pun tak menjadi masalah.
Kita sekali mengeluh dengan jarak kita bekerja, dengan jam masuk dan pulang kerja. Menjadi seorang entrepreneur tidak harus terikat dengan waktu kita bekarja. Meski demikian disiplin waktu harus tetap diterapkan agar mendapatkan kepuasan dari pelanggan atau custumer.
Tanpa harus menunggu bertahun-tahun untuk menjadi direktur, tanpa disadari kita telah menjadi bos-nya. Kita yang mengatur keuangan, cara kerja bahkan waktu untuk bekerja.
Inilah yang sangat dibutuhkan dari seorang entrepreneur, menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat membantu untuk mengurangi angka kemiskinan serta pengangguran di Indonesia.
Untuk itu sangat dibutuhkan banyak entrepreneur atau seorang pengusaha yang dapat mendongkrak sekian persen perekonomian di Indonesia. Berdasarkan pendapat para ahli ekonomi, semakin banyak entrepreneur di suatu negara atau daerah maka semakin tinggi juga pembangunan ekonominya. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Waryadi, Mahasiswa STEI SEBI