Sahabat VOA-Islam...
Disadari atau tidak, opini-opini kian beredar di tengah masyarakat indonesia terkait stigmatisasi negatif tentang islam. Memang tidak secara eksplisit dikatakan bahwa islam itu radikal, teroris, ekstrimis, anti-NKRI, dan anti-pancasila bahkan disekat-sekat menjadi islam nusantara, fundamentalis, nasionalis, moderat dan sebagainya. Tapi hal tersebut dibuktikan dari tindakan-tindakan represif yang dilakukan.
Mengutip dari pernyataan Wakil ketua MPR Hidayat Nur Wahid “saat ini umat Islam selalu dituduhkan anti-NKRI, bahkan takbir diidentikkan dengan terorisme, berjenggot juga diidentikkan teroris. Padahal, banyak pemuka agama Islam yang berjenggot dan justru mendirikan Indonesia” (21/12/17).
Tindakan-tindakan repsresif tersebut muncul beberapa waktu lalu yaitu kasus pembubaran ormas islam, pembubaran kajian-kajian para ulama sampai ke hongkong, berita percakapan mesum seorang ulama, dan lelucon nyeleneh tentang islam. Bahkan baru-baru ini muncul pengkroyokan “orang gila” kepada ulama dan penghancuran masjid, belum lagi maraknya pemerintah yang anti-kritik. Berkaca pada kasus-kasus tersebut, pemerintah seolah terkesan islamophobia.
Bahkan terkesan seperti ada takut kepentingannya terusik. Entah akan bernasib seperti apa islam di Indonesia yang merupakan negeri bermayoritas muslim ini. Jika terus terjadi maka bisa jadi bibit-bibit islamophobia akan timbul di Indonesia. Bibit-bibit ketakutan berlebihan terhadap islam tanpa landasar berpikir yang kuat tentang islam, bahkan menjurus kepada pemikiran yang salah dan mengada-ngada.
Efek islamophobia secara global telah terjadi di belahan dunia lain seperti Amerika, Perancis, China, dan Belanda. Para muslim minoritas menjadi korbaan kekerasan fisik, pelarangan memakai jilbab, penghancuran rumah ibadah, bahkan hingga pelarangan nama yang berbau islam. Ketakukan bahkan sampai kepanikan tersebut telah dicoba untuk disusupi di Indonesia.
Pertarungan opini dan pembangunan hoax terus bergulir Aksi 212, 411 dan aksi bela islam lain adalah bentuk perlawanan umat terhadap oknum oknum yang memang salah mengartikan islam. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Ishmah Hanifah