SURAT PEMBACA:
Di negeri ini yang mayoritasnya beragama Islam tentu banyak para ulama, ustadz, mesjid dan pesantren. Namun sejak akhir Januari hingga kini banyak terjadi berbagai serangan kepada mereka.
Kasus yang pertama telah menimpa Pimpinan Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung yakni KH Umar Basri. Ia menjadi korban penganiayaan usai sholat subuh di masjid pada hari Sabtu 27 Januari 2018.
Polisi telah menangkap pelaku penganiayaan yang kemudian dinyatakan lemah ingatan.
Kemudian muncul kasus lain yang menimpa Komando Brigade PP Persis Ustadz Prawoto, dua pengasuh Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri KH Zainuddin Jazuli dan KH Nurul Huda Zazuli . Selain itu masih banyak kasus lainnya telah terjadi.
Tentu berbagai kasus yang terjadi tersebut harus ditangani oleh aparat negara secara serius,seksama dan transparan.
Tuntutan dari masyarakat bermunculan. Di antaranya dari 300 ulama perwakilan Pondok Pesantren se Priangan Timur yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Situasi (FMPS) yang menghadiri rapat di Ponpes An-Nur Jarnauziyyah. Forum tersebut mencurigai adanya rekayasa kasus serangan orang berstatus gila pada ulama. (Republika, 14/2/2018).
Pengurus wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Pengasuh Pesantren Al-Amien Kediri dan mantan ketua umum PP Muhamadiyah mendesak agar kepolisian mengusut tuntas siapa dan apa dibalik insiden penyerangan berantai terhadap tokoh agama dan tempat ibadah,memperingatkan agar kasus penyerangan terhadap ulama tidak dibiarkan berlarut-larut serta melakukan pencegahan dan perlindungan atas pemuka agama. Selain itu juga harus mengawasi orang-orang gila (berpura-pura gila).
Negara mempunyai tugas untuk memberikan jaminan rasa aman kepada rakyatnya siapa pun mereka apalagi para ulama. Serangan terhadap ulama menunjukkan bahwa jaminan rasa aman di negeri ini masih mahal. Aparat pun malah terkesan meremehkan berbagai peristiwa tersebut. Dalam wawancaranya dengan Kapolri menyebutkan bahwa berbagai serangan itu adalah kriminal biasa (Republika,13/2/2018).
Padahal begitu beratnya beban yang dipikul para ulama. Mereka mempunyai tugas untuk menjadi penerang umat ke jalan Islam.
Namun pada saai ini mereka harus menghadapi teror yang sedemikian dahsyatnya. Di sinilah ujian bagi para ulama untuk tetap istiqamah mengemban predikat pewaris nabi. Sedemikian pentingnya ulama, dapat disebutkan bahwa tanpa keberadaan ulama manusia akan bodoh dan mudah tergoda setan, baik dari jenis manusia maupun jin. Mereka laksana bintang-bintang di langit yang memberi terang pada kegelapan dunia.
Rasulullah saw bersabda: Sungguh perumpamaan para ulama di bumi seperti bintang-bintang di langit yang dengan cahayanya menerangi kegelapan di darat dan di laut (HR Ahmad).
Merekalah pewaris nabi,sebagaimana sabda Rasulullah saw:
Sungguh ulama itu adalah pewaris nabi (HR Abu Dawud dan Baihaqi).
Namun semua itu diperuntukkan bagi para ulama yang berjalan di atas kebenaran, mencintai kebaikan, melaksanakan amar makruf nahi munkar, penjaga dan pembela Islam yang menyeru pada penguasa untuk menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan dengan lisan yang jujur, hati yang kokoh yang menghiasai dirinya dengan akhlak para nabi Yang perbuatannya merupakan terjemahan hukum al-quran dan as-Sunnah.
Mereka adalah orang-orang yang berkata kepadaa orang -orang yang zalim tentang kezalimannya.
Mereka memperbaiki apa yang rusak dan memeperbaiki apa yang rusak dan meluruskan apa yang bengkok.Mereka tidak gentar terhadap siapapun dan tidak takut celaan para pencela karena Allah.Karena mereka telah meng imani firman Allah SWT :
(Ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu), "Hendaklah kalian menerangkan isi kitab itu kepada manusia dan jangan kalian sembunyikan" (QS Ali Imran [3]: 187).
Kita sebagai umat khususnya penguasanya,wajib menjaga ulama mereka. Tidak boleh umat dan penguasa berdiam diri terhadap teror yang ditujukan kepada para ulama.
Karena betapa penting dan berharganya keberadaan ulama di tengah-tengah umat, maka wajib memuliakan para ulama dan siapa pun khususnya penguasa haram memusuhi mereka. Sebagai mana sabda Rasulullah saw : Siapa saja yang memusuhi waliku maka Aku memaklumkan perang kepada dirinya (HR al-Bukhari)
Wassalam
Ummu Alzam