Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan perhatian besar terhadap Baitul Maqdis, terhadap Masjid Al-Aqsha yang diberkahi. Sangat banyak hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berbicara tentang Baitul Maqdis. Karena seringnya beliau menyebut Baitul Maqdis dalam haditsnya, semakin membuat penasaran para sahabat akan Baitul Maqdis.
Para sahabat pun berlomba-lomba untuk mendapatkan kemulian dan keberkahan Baitul Maqdis. Demikian lembut hati para sahabat, menyambut sigap petuah-petuah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Sampai-sampai sahabat Abu Dzar r.a. mengira shalat di Masjid Al-Aqsha lebih besar pahalanya dibandingkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Selain Abu Dzar r.a. ada seorang Shahabiyat yang bernadzar, jika sembuh dari sakitnya akan pergi ke Baitul Maqdis, untuk melakukan shalat di Masjid Al-Aqsha, demi mengamalkan hadis Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang doanya Nabi Sulaiman.
Sahabat Saddad bin Aus r.a. sangat gelisah ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sedang sakaratul maut. Tapi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mewasiatkan kepadanya untuk pergi ke Baitul Maqdis. Saddad pun melaksanakan wasiat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sesampainya di Baitul Maqdis. Ketika berada di Baitul Maqdis, Saddad menjadi Qadly pertama di Baitul Maqdis.
Bahkan ternyata telaga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang banyak dirindukan umatnya, terdapat di antara Ka'bah dan Baitul Maqdis. Sebagaimana yang beliau sabdakan:
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إن لي حوضا ما بين الكعبة وبيت المقدس، أبيض مثل اللبن، آنيته عدد النجوم، وإني لأكثر الأنبياء تبعا يوم القيامة
“Dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. berkata, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya Aku mempunyai telaga antara Ka'bah dan Baitul Maqdis, putih seperti susu, wadahnya sebanyak bilangan bintang. Aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat." (HR. Ibnu Majah)
Al-Bushiry mengatakan hadits ini lemah karena ada Athiyah Al-Aufy, tetapi hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilahnya.
Hadits ini kembali menegaskan, bahwa kedua Masjid ini, Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsha tidak boleh dipisahkan. Termasuk perhatian sejatinya tidak boleh berat sebelah.
Tetapi realitas umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam banyak yang melalaikan Baitul Maqdis, bahkan banyak yang tidak mengenal Baitul Maqdis, karena terbius dengan opini yang menjauhkan umat Islam dari kiblat pertamanya.
Umat banyak memberikan perhatian kepada Masjidil Haram. Bahkan haji setiap tahun, bahkan dalam satu tahun berangkat umrah bisa lebih dari satu kali. Tapi seandainya tidak diimbangi dengan perhatian terhadap Baitul Maqdis, sungguh apa yang akan kita katakan kepada baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam?
Semoga Allah masukkan kita di surga Allah bersama Baginda Rasul Mulia Shallallahu 'Alaihi Wasallam dimasukkan dalam barisan pembebas Baitul Maqdis. Amin. [PurWD/voa-islam.com]