View Full Version
Ahad, 20 May 2018

Biarlah Beda

Sahabat VOA-Islam...

Perbedaan yang kadang membuat hidup lebih berwarna. Perbedaan yang membuat hidup lebih indah, dengan perbedaan pula satu sama lain dapat saling melengkapi dalam hidup. Akan tetapi, hal itu terabaikan dengan lupa akan syukur atas semua ini.

Perbedaan yang tergantikan dengan Kesetaraan. Kesetaraan Gender, kata itulah yang akhir-akhir ini sering terdengar dan terlintas diantara kedua buah bola mata. Kebijakan membicarakan isu ini, media sosial juga ikut berperan dalam membumingkan isu ini, baik pro maupun kontra, bahkan isu ini sampai dijadikan sebagai mata kuliah di salah satu departemen pada salah satu universitas yang ditemui. Muncul sebuah pertanyaan, apa yang mau disetarakan?

Awal minggu pertama bulan maret ada sebuah peringatan besar yaitu Peringatan Hari Perempuan Internasional (Women Day’s International) tepatnya pada tanggal 8 Maret 2018. Hampir perempuan yang ada di setiap negeri di dunia ini memperingatinya, termasuk Indonesia dengan berbagai tuntutan yang dilontarkan.

Berbagai macam propaganda juga ikut diperlihatkan, mulai dari tuntutan yang membangun sampai yang menjatuhkan. Kebanyakan propaganda yang dilontarkan inginnya kesetaraan antara perempuan dengan laki-laki yang berlandaskan pada hak asasi manusia (HAM).

Propaganda yang dilontarkan disetiap negeri yang  ikut memperingati hampir sama yaitu menuntut kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Sampai ada progpaganda yang berisi “My Body is Choice”, “Aurat Gue Bukan Urusan Loe”. Sungguh mengerikan, sebenarnya yang diinginkan setara itu pada bagian yang mana?

Ketika menengok kebelakang, gerakan feminis ini muncul karena keresahan para perempuan yang hanya dijadikan alat pemuas kebutuhan seksual, bahkan dengan lahirnya seorang anak perempuan merupakan sebuah kehinaan bagi sebuah keluarga, seorang anak perempuan sering di bunuh, bahkan dalam sebuah peradaban di India ada tradisi ketika suami seorang perempuan meninggal, maka istrinya harus ikut dibakar bersama suaminya.

Ada juga ketika seorang istri ditinggal mati suami, anak laki-lakinya yang harus menggantikan posisi suami tersebut. Pada masa penjajahan di Indonesia, tidak ada kesempatan bagi para perempuan untuk mengenyam dunia pendidikan, serta ranah kehidupan yang lainnya. Perempuan hanya dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhan, sampai ada slogan SUMUR, DAPUR, KASUR, tanpa memberikan hak yang lainnya.

Raden Ajeng Kartini, perempuan yang dijadikan tokoh feminisme di Indonesia. Akan tetapi sangat jauh apa yang dulu beliau suarakan dengan sekarang. Dulu RA Kartini menuntut terpenuhinya hak untuk mendapatkan pendidikan bagi perempuan, namun sekarang hal tersebut telah diplesetkan.

RA Kartini yang hanya memperjuangkan hak pendidikan, diumumkan menjadi tokoh emansipasi yang sangat bebas, saat ini hal itu digunakan untuk menuntut kesetaraan segala aspek kehidupan sampai bebas dalam memakai pakaian.

Ini sebuah penyelewangan yang kebablasan. Isu Feminis untuk kesetaraan gender sungguh merupakan istilah yang muncul dari barat, bagaimana juga buruh Amerika Serikat yang sangat terkekang karena sangat didiskriminasi, mulai dari gaji, jam kerja, dll.

Gender menurut Kementrian Pemberdayaan Perempuan yaitu: perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi,hak, tanggung jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat dari kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut waktu serta kondisi setempat.

Secara Fitrah Perempuan dan laki-laki memang berbeda. Perempuan diciptakan Allah dari tulang rusuk laki-laki bukan berarti perempuan lemah dan laki-laki dapat seenaknya menindas.Terbukti selama 13 abad Islam telah mampu memberikan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam segala aspek kehidupan dengan tanggung jawab dan peran masing-masing antara laki-laki dan perempuan.

Bidang pendidikan Islam telah mewajibkan untuk semua ummatnya dalam menuntut ilmu. Perempuan dan laki-laki berbeda dalam menutup aurat,  itu karena demi kemulian seorang perempuan. Bahkan Islam  tidak memandang beda anatar laki-laki dan perempuan kecuali Ketakwaan kepada Allah SWT:

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertkwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.

Wallahu’alam bissowab. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Kartini (Mahasiswa Muslim Peduli Negeri) 


latestnews

View Full Version