Oleh: Ilman Silanas
Sudah saatnya bangsa ini menegakkan kebenaran di negerinya agar Allah SWT menurunkan karunia, nikmat dan rahmat dari langit dan bumi. Kehancuran suatu bangsa di masa lalu hendaknya menjadi pelajaran bagi kita.
Mereka itu mengingkari perintah Allah SWT berbuat zalim dan melampaui batas. Mereka yang menjadi ulil amri di negeri ini berkuasa atas kehendak Allah SWT dan mereka harus menjalankan kekuasaannya sesuai dengan kehendak si pemberi kuasa.
Dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara harus menjalankan otoritas yang diberikan Allah berkata benar dan menegakkan keadilan.
Mereka harus mempergunakan mata dan telinganya untuk melihat dan mendengar realita di tengah-tengah masyarakat. Betapa saat ini masyarakat belum sepenuhnya merasakan kebenaran dan keadilan itu ditegakkan.
Masyarakat lebih sering melihat tontonan kebohongan dari elit politik di negerinya yang terjerat kasus korupsi. Putusan-putusan hakim banyak yang justru mencederai rasa keadilan.
Memenjarakan serta menyiksa kaum Muslim dan para pengemban dakwah yang konsisten memperjuangan tegaknya Islam yang menyerukan kebenaran dianggap kaum ekstrimis atau radikal, bahkan ajakan bersyariahpun diangkapnya sebagai perusak keutuhan bangsa.
(QS: 4.An Nisaa':135)
يَـٰۤأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءِ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىۤ أَنفُسِكُمْ أَوِ ٱلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلأَْقْرَبِينَ إِن يَكُنْ غَنِيّاً أَوْ فَقَيراً فَٱللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا فَلاَ تَتَّبِعُواْ ٱلْهَوَىٰ أَن تَعْدِلُواْ وَإِن تَلْوُواْ أَوْ تُعْرِضُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia [orang yang tergugat atau yang terdakwa] kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan."
Ayat di atas memerintahkan hamba Allah SWT yang beriman benar-benar menegakkan kebenaran dan menghukum dengan seadil-adilnya meskipun yang bersalah, keluarga sendiri bahkan orangtua kandung sendiri.
Jangan tebang pilih atau pandang bulu dan mengikuti kehendak hawa nafsu dalam memutuskan suatu perkara. Allah SWT memberikan mandat kepada manusia sebagai khalifah di bumi agar menjadi penegak kebenaran, tanpa ragu-ragu.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits dari Ibnu Mas"ud dari Rasulullah SAW beliau bersabda:
"Sesungguhnya kebenaran itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke syurga. Dan sesungguhnya orang yang membiasakan dirinya benar dalam segala tingkah lakunya akan dicatat Allah sebagai orang yang selalu benar. Sedangkan kedustaan itu membawa kepada penyelewengan dan penyelewengan itu membawa ke neraka dan orang-orang yang membiasakan berdusta akan dicatat Allah sebagai pendusta." (HR. Bukhari).
Wahai kaum Muslim, kita tengah menghadapi tantangan dari musuh-musuh Islam. Kita harus mengenali siapa lawan dan siapa kawan. Sangat jelas bahwa musuh kita saat ini adalah kekufuran yang menjelma pada negara penganjur kekufuran dan para bonekanya.
Merekalah yang saat ini membuat berbagai makar untuk menghabisi Islam dan kaum Muslim. Karena itu kita tidak boleh terjebak dengan skenario global mereka yang bernafsu untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslim.
Karena itu pula kita harus tetap berjuang. Dakwah Islam tidak boleh terhenti. Upaya penegakkan syariah Islam dalam institusi Khilafah ‘ala minhâj an-nubuwwah tidak boleh kandas. Di mata manusia, boleh jadi seakan dakwah dikalahkan. Namun, di sisi Allah SWT justru kemenangan dakwah semakin tampak.
Pasalnya, cahaya Ilahi tak akan pernah padam. Tanda-tanda kemenangan semakin jelas. Sesuai janji Allah SWT, sebentar lagi pertolongan-Nya akan segera datang. Islam akan menjadi satu-satunya mabda’ (ideologi) yang menang atas semua ideologi lain. Percayalah karena Allah SWT telah berfirman:
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Orang-orang kafir itu berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah, tetapi Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya (agama)-Nya meskipun orang-orang kafir itu membencinya (TQS at-Taubah [9]: 32). [syahid/voa-islam.com]