Oleh: Deli Ana (Member of Akademi Menulis Kreatif 3)
Sebut saja namanya Bowo (B). Bocah 13 tahun yang kini viral di sosial media. Gelar artis tiktok pun tersemat di dirinya. Bagaimana tidak, satu video pendek buatannya bisa mendapat likes lebih dari 30 ribu, angka yang sulit didapat untuk seorang pengguna Tik Tok biasa. ABG ini pun semakin populer. Terbukti pengikutnya di Instagram sudah lebih dari 260 ribu. Luar biasa.
Mengutip dari situs gadgetren. com, Tiktok adalah sebuah aplikasi yang memberikan special effects unik dan menarik yang dapat digunakan oleh penggunanya dengan mudah sehingga dapat membuat video pendek dengan hasil yang keren serta dapat dipamerkan kepada teman-teman atau pengguna lainnya.
Aplikasi sosial video pendek ini memiliki dukungan musik yang banyak sehingga penggunanya dapat melakukan performanya dengan tarian, gaya bebas, bermacam ekspresi wajah (imut, keren, konyol dan memalukan) serta masih banyak lagi sesuka penggunanya.
Wajar dalam setiap videonya, Bowo kerap menebar senyuman sambil melakukan gerakan-gerakan ala pemain Tik Tok, yaitu menggerakkan jari atau melirik kiri-kanan sambil sesekali pasang ekspresi konyol. Dan begitu diunggah, penggemar yang notabene para gadis bau kencur langsung klepek-klepek.
Lantas apa masalahnya bila B tenar di sosial media? Bisa jadi tak masalah bila tak ada penggemar yang menggila di baliknya. Dan di sinilah letak problemnya. Ketika banyak di antara fans makin 'aneh'. Cenderung ekstrim bahkan. Terlihat dari status - status yang mereka unggah di akun daring masing - masing.
Dari yang rela jual ginjal sampe rela pecah perawan demi bertemu pujaan. Ada juga yang lebih militan, mengajak membuat agama baru dengan mentahbis si bocah jadi Tuhan sampai menuliskan tiada tuhan selainnya.(brilio. net). Astaghfirullah.
Gamblang sudah, berawal dari tiktok bisa bikin rontok. Aqidah utamanya. Menimbang Islam masih jadi mayoritas di negeri ini maka tentu tak sedikit diantara penggemar tersebut adalah remaja muslim dan muslimah. Maka aqidah Islam beresiko dipertaruhkan.
Terbukti dari status- status diatas. Terbayang masa depan seperti apa yang menanti mereka. Jalani hidup hanya tuk hura - hura tanpa tujuan hidup yang jelas. Bila keyakinan sudah tergerus apatah mungkin hidup bertujuan?
Terlebih bagi muslim dan muslimah. Harusnya yakin Allah swt Sang Khaliq. Yang Maha Pencipta lagi Maha Pengatur. Rabbul Alamin. Maha Mengatur segala apa yang ada di alam semesta. Bila tidak karenaNya niscaya kehidupan di alam ini kacau tak beraturan. Persis seperti apa yang terjadi pada sebagian generasi saat ini. Sepenuhnya buah dari demokrasi yang memuja kebebasan.
Momok kebebasan bertingkah laku dan berekspresi menjadikan tak sedikit dari mereka hidup bak layang putus mengawang di langit. Hilir mudik ikut trend tanpa sepenuhnya paham dampak dan aturan yang seharusnya.
Padahal jelas Allah berfirman diantaranya, “Wahai orang yang beriman; berimanlah kamu kepada Allah, Rasul-Nya (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam), kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Barangsiapa kafir (tidak beriman) kepada Allah, malaikat-Nya. kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan Hari Akhirat, maka sesungguhnya orang itu sangat jauh tersesat.” (QS. An Nisaa’ (4): 136).
“Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah (2): 163).
“Allah itu tunggal, tidak ada Tuhan selain Dia, yang hidup tidak berkehendak kepada selain-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya lah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Bukankah tidak ada orang yang memberikan syafaat di hadapan-Nya jika tidak dengan seizin-Nya? Ia mengetahui apa yang di hadapan manusia dan apa yang di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sedikit jua pun tentang ilmu-Nya, kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Pengetahuannya meliputi langit dan bumi. Memelihara kedua makhluk itu tidak berat bagi-Nya. Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqarah (2): 255).
Ayat - ayat diatas sejatinya menuntun kaum muslimin meyakini Allah swt dan datangnya hari Akhir. Dua hal yang berperan menentukan tujuan hidup seseorang. Saat seorang beriman akan Allah yang wajibul wujud, pada segala yang diturunkan Allah termasuk adanya Yaumul Hisab, maka harusnya tak ada pilihan selain tunduk patuh pada syariat.
Dalilnya termaktub dalam kitab suci Alqur'an dan Sunnah Rasul saw. Tegas Allah swt ingatkan.
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". (QS. AnNisaa (4): 65).
Demikianlah pada akhirnya seluruh perbuatan muslim akan selalu terukur dalam timbangan syariat. Halal dan haram. Jauh dari kesia-siaan apalagi hura - hura yang berlindung di balik dalih kebebasan berekspresi. Tiktok dan yang sejenis dengan sendirinya bakal tenggelam. Dibuang ke laut saja.
Sayang hal tersebut hanya bisa terwujud kala syariat Islam terterapkan kaffah. Hingga materi iman, aqidah dan syariat tercakup dalam kurikulum pendidikan.
Dengannya harapan terwujud generasi tangguh bakal tercapai. Generasi yang kenal Sang Pencipta, jelas tujuan hidupnya serta tunduk pada syariat. Demi meraih ridho Allah swt dan jannahNya. Wallahua'lam. [syahid/voa-islam.com]