View Full Version
Senin, 15 Oct 2018

Kehidupan yang Fana

Oleh: Sarah Siti Maryam

Kita sering mendengar bahwa kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang tidak abadi. Semua yang ada didunia ini akan mati. Sesuai firman Allah QS Al-ankabut: 57 yaitu “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati”.

Tidak abadi apa-apa yang ada didunia ini. Misalnya alam semesta pasti adakalanya mengalami bencana alam, hewan ada punahnya, begitu pula kita, manusia akan merasakan kematian.   

Semua makhluk yang diciptakan Allah pasti tidak akan bisa lari dari kematian. Walaupun mereka bersembunyi ketempat yang sepi tanpa ada orang yang tau persembunyiannya, tetapi mereka akan mengalami kematian karena kematian bersifat pasti sudah ketentuan Allah.

Orang-orang kafir akan merasa biasa saja ketika menghadapi kematian karena mereka berfikir, orang yang mati pasti akan masuk surga, tempat peristirahatan terakhirnya dan tenang. Tanpa mempersipakan amal perbuatannya didunia dahulu.

Berbeda dengan seorang muslim, ketika akan menghdapi kematian, mereka merasa takut kepada Allah karena takut tidak bisa mempertanggungjawabkannya amal perbuatan selama mereka hidup. Sehingga seorang muslim harus mempersiapkan kematiannya dengan cara berbuat taat kepada Allah. Menataati hukum yang berasal dari Allah.

Takut kepada Allah dalam kondisi apapun, tidak akan berbuat maksiat karena hidup ini hanya sementara. Seperti pada kondisi akhir-akhir ini semakin banyak bahkan bertubi-tubi terjadi bencana alam.

Seperti gempa di Lombok belum teratasi dengan maximal kemudian Allah ngasih ujian lagi yaitu terjadi bencana alam tsunami dan gempa di Palu dan Donggala di Selawesi tengah. Selain itu terjadi ‘Liquidasi’ tanah  yaitu tanah mencair karena banyaknya kandungan air sehingga tanah tidak bisa menahan kepadatannya.

Berbagai bencana yang terjadi diatas adalah tanda-tanda kiamat. Datangnya berbagai gempa dan tsunami bukan semata-mata karena bencana alam melainkan diakibatkan karena perbuatan manusia yang mengundang murka Alah. Allah mendatangkan azabNya bagi orang-orang  melakukan maksiat.

Prilaku maksiat seperti miras telah merajalela, kebiasaan kaum Luth (suka kesesama jenis) dibiarkan, perzinahan dianggap hal biasa, sifat cinta terhadap dunia, lupa akhirat dan saat ini di gencarkan kembali budaya-budaya musrik yang menyimpang dari agama islam sehingga Orang-orang telah berpaling dari jalan yang lurus. Hal ini telah mengundang azab Allah.

Ini adalah peringatan dari Allah untuk manusia kafir maupun muslim. Sudah saatnya kita bertaubat, meminta ampun kepada Allah dari perbuatan dosa kita.

Meninggalkan kemaksiatan dan berusaha untuk taat kepada aturan Allah karena azab Allah sangat pedih. Dan tidak lupa mengajak sesama muslim untuk Bersama-sama selalu taat kepada aturan Allah. Wallahualam bishawab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version