View Full Version
Senin, 22 Oct 2018

Dibalik Investasi IMF

Oleh: Ummu Wafie (Muslimah Community)

Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund atau IMF) dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, pada 8-14 Oktober 2018. Dalam 8 hari pelaksanaan, ada sekitar 2.000 pertemuan yang dilakukan secara paralel sepanjang acara.

Selain itu, ada sekitar 20.000 orang partisipan dari 189 negara seluruh dunia yang bergabung dalam acara IMF-World Bank Annual Meeting 2018.Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki sejumlah isu utama yang akan disuarakan dalam pertemuan (IMF)-Bank Dunia 2018 atau IMF-World Bank Annual Meeting 2018.

Pertama, penguatan koordinasi dan harmonisasi kebijakan antarnegara untuk secara bersama-sama memulihkan ekonomi global dan mengatasi ketidakpastian global.

Kedua, penguatan pembiayaan infrastruktur Indonesia. Di sini Indonesia akan memperjuangkan agar pembiayaan infrastruktur tidak hanya dibiayai oleh APBN, namun juga melibatkan pihak swasta.

Ketiga, memanfaatkan ekonomi dan keuangan digital untuk kemajuan ekonomi. Indonesia berupaya agar ekonomi digital bisa membantu bangkitnya UMKM serta pelaku usaha lain yang berbasis teknologi.

Keempat, ekonomi dan keuangan syariah. Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan bidang tersebut. (Kompas.com).

Masih melalui sumber yang sama, dalam pertemuan IMF-World Bank 2018, ada 19 komitmen investasi yang ditandatangani, dengan nilai komitmen 13,6 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 200 triliun.

Berikut ini rincian 19 transaksi hasil kerja sama investasi tersebut:

  1. 1. GMF AeroAsia dengan Airfrance Industries KLM Engineering and Maintenance (nilai investasi 400 juta dollar AS)
  2. 2. GMF AeroAsia dengan PT China Communication Construction Indonesia (nilai investasi 500 juta dollar AS)
  3. 3. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) (nilai investasi mencapai 248,4 juta dollar AS)
  4. 4. Menjangan Group bersama ITDC dengan Amorsk Group (nilai investasi mencapai 310 juta dollar AS)
  5. PT Wijaya Karya (Persero) bersama ITDC dengan Menjangan Group (nilai investasi mencapai 198 juta dollar AS
  6. PT Pindad (Persero) dengan Waterbury Farrel (nilai investasi mencapai 100 juta dollar AS)
  7. PT Aneka Tambang Tbk dengan Ocean Energy Nickel International Pty Ltd (nilai investasi 320 juta dollar AS
  8. PT KAI (Persero) dengan Progress Rail (nilai investasi mencapai 500 juta dollar AS)
  9. PT Angkasa Pura II bersama Danareksa Sekuritas dengan calon investor yang masih dalam proses bidding (strategic partnership di industri kebandarudaraan dengan nilai investasi mencapai 500 juta dollar AS)
  10. PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) dengan Alumunium Corporation of China Limited (nilai investasi 850 juta dollar AS)
  11. PT Boma Bisma Indra (Persero) dengan Doosan Infracore Co. Ltd (nilai investasi 185 juta dollar AS)
  12. PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan Otoritas Jasa Keuangan (nilai investasi 112 juta dollar AS)
  13. PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan AIA, Allianz Life, IIF, Taspen, dan Wana Artha (nilai investasi 224 juta dollar AS)
  14. PT Pertamina (Persero) dengan CPC Corporation Taiwan (nilai investasi mencapai 6,5 miliar dollar AS)
  15. PT PLN (Persero) dengan KfW (nilai investasi 150 juta euro)
  16. PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Bank Mega Tbk (nilai pinjaman untuk investasi 523 juta dollar AS dan pinjaman CDS 392 juta dollar AS)
  17. PT Hutama Karya (Persero) dengan Permata Bank, ICBC, dan MUFG bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (nilai fasilitas pembiayaan mencapai 336 juta dollar AS)
  18. PT Hutama Karya (Persero) dengan Bank Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga bersama PT Sarana Multi Infrastruktur (nilai pinjaman untuk investasi mencapai 684 juta dollar AS dan pinjaman CDS mencapai 388 juta dollar AS)
  19. PT Sarana Multi Infrastruktur dengan Maybank Indonesia (sharia cross-currency hedging dengan coverage value 128 juta dollar AS)

Sungguh tak tanggung-tanggung jumlah nominal investasi yang digelontorkan IMF dan Bank Dunia untuk negara kita. 200 trilliun adalah jumlah yang sangat fantastis. Dalam benak saya pribadi masih menyisakan pertanyaan, sebegitu mudahkan IMF-Wordl Bank bersedia menggelontorkan investasi yang tak tanggung-tanggung jumlahnya? Hati saya pun membatin, tak ada makan siang yang gratis teman, tak ada pinjaman yang diberikan cuma-cuma.

Dalam sistem investasi sebagaimana melihat pengertian investasi dalam kamus besar bahasa Indonesia, investasi yang mempunyai arti penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Melihat kata terakhir ‘Keuntungan’, bisa meyakinkan kita bahwa ada keuntungan yang ingin diperoeh IMF-World Bank dalam investasi ini.

Tentu tak hanya keuntungan finansial yang ingin diraup, tapi keuntungan yang lebih dari itu karena sistem kapitalis yang menjadi pijakan mereka, mengajarkan bahwa keuntungan yang ingin didapatkan haruslah sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya.

Selain itu Investasi ini akan menjadikan mereka bisa turut andil lebih jauh dalam menentukan kebijakan pemerintah terkait ekonomi domestik. Dan disinilah yang tidak banyak kita sadari.  Jangan sampai investasi ini menjadi bentuk penjajahan baru dan menguatkan cengkeraman Negara kapitalis terhadap Negara kita Indonesia. Selama kita masih mengekor kepada mereka, kita tidak akan pernah lepas dari jeratan system kapitalis liberal yang menyengsarakan.

Negara kita adalah Negara yang kaya, gemah ripah loh jinawi, kayu ditanam saja bisa jadi tanaman. Kandungan sumber daya alamnya pun luar biasa. Harusnya kita bisa mandiri tanpa menggantungkan bantuan Negara lain.

Kita harus berani berdikari dan memilih langkah terbaik dengan meninggalkan system kapitalis liberalis berbasis ribawi yang menyengsarakan dan memilih system terbaik yaitu system islam yang akan mensejahterahkan seluruh alam. Wallahu a'lam bi Assshowab.


latestnews

View Full Version