View Full Version
Selasa, 23 Oct 2018

Kalimat Tauhid Menghiasi Tahlilan

Sahabat VOA-Islam...

Kalimat tauhid yakni lafadz Laa ilaaha illaLlah adalah kalimat yang agung bagi diri seorang yang beriman. Inilah pembeda mukmin dengan kafir. Sebab kalimat tauhid termasuk salah satu ikrar syahadat. Mengucapkannya adalah ibadah. Mensyiarkannya adalah dakwah.

Umat Islam memposisikan kalimat tauhid sebagai dzikir paling utama. Rosul saw bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah laa ilaha illaLlah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah).” (HR. Tirmidzi). Seringkali sang kyai atau ulama memulai dzikir dengan mengatakan "Afdholul dzikri fa'lam annahu laa ilaaha illaLlah".

Dan untaian kalimat tauhid pun mengalir dari para jamaah. Bahkan sampai muncul istilah "tahlilan". Karena yang banyak disebut adalah kalimat tahlil yakni kalimat tauhid. Selain bacaan tasbih, tahmid, takbir, sholawat dan doa-doa lainnya.

Tak berlebihan bila umat begitu mengagungkan kalimat tauhid. Karena hal itu pun dinyatakan Allah SWT dalam sebuah hadits qudsi. Syaikh Muhammad at-Tamimi berkata : Dan dari Sa’id al-Khudri r.a dari Rasulullah saw, beliau bersabda:

”Berkata Musa a.s: ‘Wahai Rabb, ajarkanlah padaku sesuatu yang dengannya aku berdzikir kepadaMu dan berdoa kepadaMu’. Maka (Allah) berfirman: ‘Wahai Musa, Ucapkanlah: ‘Laa ilaaha illaLlah’. Berkata (Musa) : ‘Setiap hambaMu mengucapkan hal ini. (Allah) berfirman: ‘Wahai Musa, seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat Laa ilaaha illaLLah diletakkan pada sisi lain timbangan, niscaya kalimat Laa ilaaha illaLLah lebih berat timbangannya’…” (HR Ibnu Hibban).

Selain menjadikannya sebagai dzikir utama dalam tiap majelis tahlilan, banyak juga ekspresi kecintaan umat terhadap kalimat tauhid ini. Mulai dari memajang kaligrafi di rumah dan masjid, hingga memasangnya sebagai foto profil di era digital seperti saat ini. Semata menegaskan bahwa identitas pemilik akun adalah seorang muslim. Sah-sah saja. Karena kalimat tauhid adalah simbol agama Islam dan milik umat Islam semua. Bukan milik golongan tertentu.

Pada jaman Rosul saw, ekpresi kecintaan terhadap kalimat tauhid ini terabadikan pada panji dan bendera pasukan kaum muslimin. Disebutkan dalam hadist bahwa, “Panjinya (râyah) Rasulullah saw berwarna hitam, dan benderanya (liwâ’) berwarna putih, tertulis di dalamnya: “lâ ilâha illaLlâh Muhammad RasûluLlâh”. (HR. Al-Thabrani). Pembawa panji dan bendera pun identik dengan orang terbaik yakni para panglima pasukan.

Sebagai seorang muslim, pastilah cinta kalimat tauhid dalam segala bentuk ekspresinya. Kalimat tauhid inilah yang menegaskan identitas sebagai seorang muslim hingga akhir hayatnya. Dan ianya pasti berharap meninggal husnul khotimah dengan kalimat tauhid ini.

Sebagaimana Nabi saw bersabda, “Barang siapa yang akhir perkataannya adalah ‘lailaha illaLlah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud). [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Tuti Rahmayani, dr (praktisi kesehatan di Surabaya)

latestnews

View Full Version