View Full Version
Rabu, 24 Oct 2018

Panji Tauhid Jati Diri Islam, Jangan Antipati

Oleh: Nafisah Mumtazah

Memalukan, hal yang sama terjadi kembali persekusi terhadap simbol - simbol islam. Dan mirisnya ini dilakukan oleh Ormas yang mengaku berlandaskan Islam.

Anggota Barisan Anshor ( BANSER ), Nahdatul Ulama (NU ) Garut membakar bendera Tauhid yang dianggap mereka sebagai bendera Ormas Hizbyt Tahrir Indonesia ( HTI ). Berdasarkan vidio yang berdurasi 2 menit dan sudah tersebar di youtube terlihat belasan anggota Banser membakar bendera tauhid yang mereka yakini sebagai bendera HTI sambil menyanyikan mars NU, di lansir dari CNN Indonesia ( 22/10/2018 ).

Bendera yang belakangan ini sedang dicintai oleh umat Islam diseantero dunia, sungguh aneh jika masih ada Ormas Islam yang tidak mengenal simbolnya sendiri, merasa  terancam dengan kemunculanya hingga keberadaanya dijadikan alat untuk persekusi.Jika persekusi dilakukan hanya karena dianggap sebagai simbol Ormas tertentu, betapa dangkalnya Ilmu Agama mereka.

Sekulerisme Kapitalisme sudah mengakar kuat dalam jiwa sebagian kaum muslimin,  menjauhkan mereka dari pemahaman Islam Kaffah, hingga berujung pada dangkalnya pemahaman Ilmu Agama mereka. menjadikan mereka kehilangan akal sehat hingga tak mengenal simbol - simbolnya sendiri. Melalaikan mereka terhadap tugasnya melakukan penjagaan dan perlindungan terhadap simbol - simbolnya sebagai umat Islam.

Sistem kufur benar - benar mematikan hati nurani mereka, hingga dengan congkaknya membabi buta melakukan pembakaran terhadap kalimat tauhid tanpa merasa takut dan  berdosa sama sekali.Dengan membakar kalimat tauhid sama saja mereka membuat mendidih darah seluruh kaum muslimin karena tersulut api amarah.

Kenalilah Panji Rasulullah Saw :

Al Liwa sebagai bendera umat Islam berwarna putih tulisan hitam berukuran besar dan Ar Rayah sebagai panji perang berwarna hitam tulisan putih berukuran kecil. Dalam hadist shahih "Rayah Rasulullah Saw berwarna hitam dan Liwa berwarna putih," Diriwayatkan oleh (HR Imam Tirmidzi dan ibn Majag dari ibn Abas ).

Selain sebagai simbul kenegaraan didalam Islam kalimat tauhid yang tertulis dikedua bendera tersebut, juga mengekspresikan makna yang sangat mendalam yang lahir dari ajaran Islam. Kalimat syahadat adalah sebagai pengakuan ke ESA an sang pencipta jagad raya yaitu Allah Swt. Kalimat ini juga sebagai simbol pemersatu umat Islam didalam naungan Daulah Islam, sebagai pembeda antara Islam dan kekufuran, sebagai penyelamat manusia di dunia dan di akhirat bagi yang berpegang teguh pada kalimat ini.

Sungguh mulia kedudukan panji - panji ini bagi umat Islam, maka tidak heran Rasulullah dan para sahabat menjaga dan melindunginnya sampai taruan nyawa. Sebagaimana yang dilakukan para sahabat pada saat perang Mu'tah, Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, Abdullah ibn Rawah, mereka adalah panglima perang bergantian menjaga dan melindungi keberadaan panji Ar Rayah agar tidak jatuh ke tanah sampai akhirnya mereka mati syahid.

Seharusnya itu juga terjadi pada saat ini, umat Islam melakukan penjagaan dan perlindungan pada simbol - simbol Islam dari perusakkan dan penistaan dari tangan - tangan jahat para musuh Islam. Bukan malah sebaliknya malah mereka sendiri yang memperskusi dan menistakanya.

Persekusi terhadap umat Islam dan simbol - simbolnya tidak mungkin terjadi jika Islam Kaffah diterapkan dalam kehidupan, yaitu dengan Tegaknya daulam Islam sebagai penjaga dan pelindung dari jamahan tangan - tangan musuh Islam.

Sudah saatnya seluruh umat Islam bersatu kembali pada aturaNya dibawah naungan Daulah Islam, agar umat dan simbol - simbolnya bisa terjaga dan terlindungi tidak mudah diadu domba dan terpeca belah. Dengan daulah Islam umat hidup dalam kemulyaan, keagungan dan penuh keberkahan, penuh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu alam bi ashwab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version