View Full Version
Sabtu, 08 Dec 2018

Syariat Islam Melindungi Keberagaman

BELUM lama ini sedang viral pernyataan ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie bahwa partainya menolak perda-perda syariah. Ia berdalih, “Karena Indonesia sejak awal beragam, kalau kita enggak jadi payung dan menjaga keberagamannya ini maka nantinya kita bisa menjadi Suriah, Irak dan semua enggak untung."

Alasan yang menjadi dasar sikap PSI terhadap penolakannya pada syariat Islam tidak tepat. Justru konflik yang terjadi di Irak dan Suriah sengaja diciptakan oleh negara-negara dari Timur dan Barat yang takut kepentingannya akan hilang jika syariat Islam diterapkan di kawasan Suriah dan di seluruh kawasan negeri-negeri muslim. 

Seandainya Grace Natalie dan PSI paham, tidak ada yang salah dari syariat Islam. Ajaran Islam terbukti bersifat universal, sehingga mampu memberikan solusi hidup bagi setiap orang sekalipun ia seorang kafir. Syariat Islam adalah aturan tatanan kehidupan yang begitu indah dan rasional. Tidak ada satupun yang terlewati dari rahmat Islam jika syariat diterapkan, baik muslim ataupun kafir serta hewan dan tumbuhan juga seluruh alam akan merasakan rahmatnya. 

Syariat Islam bukanlah monster menakutkan yang tidak akan memberi toleransi terhadap kebebasan menganut suatu agama. Bahkan Islam akan menjamin hak-hak orang kafir sebagaimana dijaminnya hak-hak orang muslim. Sebagaimana dulu Gubernur Umar di Mesir, Amr Bin al-Ash, pernah menulis sebuah surat perjanjian untuk penduduk Mesir yang berbunyi; “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Inilah apa yang diberikan oleh Amr Bin Al-Ash kepada penduduk Mesir berupa jaminan keamanan atas diri, agama, harta benda, gereja-gereja, salib, darat dan laut mereka.”

Bahkan Thomas Walker Arnold seoranga orientalis kristen pernah berkata : “ketika Konstantinopel dibuka oleh keadilan Islam pada 1453, Sultan Muhammad II menyatakan dirinya pelindung gereja Yunani. Penindasan pada kaum Kristen dilarang keras dan untuk itu dikeluarkan sebuah dekrit yang memerintahkan penjagaan keamanan pada Uskup Agung yang baru terpilih, Gennadios, beserta seluruh Uskup dan penerusnya. Hal yang tak pernah didapatkan dari penguasa sebelumnya. Gennadios diberi staf keuskupan oleh Sultan sendiri. Sang Uskup juga berhak meminta perhatian pemerintah dan keputusan Sultan untuk menyikapi para Gubernur yang tidak adil...”. Karenanya tidak perlu menjadi muslim untuk mau menerima syariat Islam. 

tidak ada pilihan lain bagaiamana sikap kita terhadap syariat Islam selain menerima dan menerapkannya.Keberagaman bukan lagi alasan untuk menolak syariat Islam. Justru sejarah membuktikan bahwa hanya ketika Islam berkuasa, 2/3 dunia bisa disatukan dan hanya dengan syariat Islam, tiga agama besar yakni Yahudi, Nasrani dan Islam bisa hidup berdampingan tanpa saling bersinggungan.

Hal ini bisa terjadi karena siapapun orangnya, apapun agamanya, baik dia Nasrani, Yahudi, atau penyembah berhala seperti Hindu dan Budha selama ia berada dalam naungan syariat Islam, maka semuanya mendapat perlindungan dari Islam. Sekali lagi, semuanya bisa dicapai hanya jika diterapkannya syariat Islam. 

Maka dari itu, saudaraku yang diridhoi Allah SWT. mari kita berusaha untuk terus istikomah berusaha menjalankan perintah Allah SWT. secara sempurna sehingga Allah ridho terhadap kita. Amin. WalLâha’lam bi ash-shawâb. 

Ruli Aisyah

Anggota Komunitas Mahasiswi Mengaji (KOMAJI), Jatinangor


latestnews

View Full Version