View Full Version
Jum'at, 28 Dec 2018

Dunia Menutup Mata dari Penderitaan Masyarakat Uighur, Mengapa?

Oleh: Ruli Aisyah (Anggota Komunitas Mahasiswi Mengaji Jatinangor)

Pemerintah komunis China saat ini sedang melakukan aksi terorisme kepada masyarakat Muslim Uighur. Otoritas China memaksa penduduk Uighur untuk meninggalkan agamanya dengan cara menindas dan menyiksa mereka.

Berbagai perlakuan yang tidak berperikemanusiaan pun sedang masif dilakukan, seperti pendirian sistem pendidikan dan kamp-kamp tahanan massal. Semua di desain khusus untuk membuat muslim Uighur tidak punya pilihan selain meninggalkan Islam dan mengikuti paham mereka (paham komunis) atau mati perlahan karena penyiksaan.

Uighur semakin menderita, anak-anak kehilangan ayah mereka yang diculik dan dipenjara, bahkan tak sedikit yang pulang dalam keadaan tak bernyawa. Masyarakat yang tidak dipenjara pun tidak kurang menderita, hidup mereka diawasi dan dilarang beraktifitas sesuai keyakinan mereke sebagai seorang Muslim.

Tidak cukupkah semua diskriminasi ini membuat Dunia iba? Dunia seakan diam tak bersuara, begitupun para penguasa Muslim, mereka diam seribu bahasa. Padahal sudah sangat jelas bahwa alasan kekejaman otoritas China adalah karena penduduk Uighur beragama Islam.

China tidak mau memberikan toleransi terhadap kebebasan beragama, pihak otoritas menyebut Muslim Uighur sebagai orang berpenyakit yang harus “disembuhkan” dari agama. Bahkan Islam bagi China adalah sama dengan teroris. Apa yang mereka lakukan dianggap sebagai perang melawan “teror”. Padahal muslim Uighur lah korban terorisme China yang sesungguhnya.

Uighur bukanlah yang pertama, sering kali umat Islam dituduh sebagai teroris, namun faktanya umat islam sendirilah korbannya. Media yang banyak dikuasai kafir barat telah berhasil menggiring opini Dunia akan fitnah yang sangat kejam terhadap kaum muslimin ini. Penguasa Negeri-negeri Muslim pun termasuk pemerintah Indonesia lemah dan tak berdaya menghadapinya.

Apa penyebanya? Padahal dahulu Pemerintahan Islam sangatlah kuat, hal ini terbukti dengan kegagalan berbagai usahan kaum kafir untuk menghancurkan Negara Islam. Ketika kekuatan militer Islam tidak terkalahkan, maka kaum kafir tidak berhenti sampai di situ, mereka menyimpulkan bahwa untuk mengalahkan kaum Muslimin bukanlah dengan menyerang militer mereka (serangan secara fisik), tetapi seranglah pemahaman kaum Muslimin terhadap ajaran Islam.

Hingga pada abad sembilan belas, mereka mulai menghancurkan Islam dari dalam dengan menebar benih-benih beracun Nasionalisme. Mereka sangat serius dalam hal ini hingga mengirim agen yang menyamar menjadi misionaris bantuan pengetahuan dan kemanusiaan. Pemerintah Islam pada saat itu melakukan kesalahan dengan mengijinkan para misionaris bergerak bebas tanpa menyadari bahaya besar yang dapat ditimbulkan.

Mereka pun berhasil menjauhkan kaum muslimin dari pemahaman Islam yang benar sehingga terjadi kesenjangan antara orang-orang Turki, Persia dan Arab. Menyebabkan wilayah-wilayah negara Islam tidak lagi bersatu karena mereka mulai terpengaruh oleh pemahaman Nasionalisme yang menyeru pada ikatan kekeluargaan dan kesukuan.

Itulang yang yang menyebabkan kita (umat Islam) terpecah-belah hingga kini menjadi banyak Negara. Negara satu dan yang lainnya tidak punya kebebasan untuk saling menolong.

Padahal Islam tidak pernah mengajarkan demikian, justru umat Islam harusnya bersatu serta saling peduli karena sesungguhnya umat Islam itu bersaudara. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah BERSAUDARA, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujuraat: 10).

Jelas sudah solusi untuk mengakhiri penderitaan masyarakat muslim Uighur bahkan masyarakat muslim di berbagai belahan Dunia lainnya adalah dengan bersatunya seluruh umat Islam di Dunia dengan berpegang teguh pada ajaran Islam yang benar yakni bersatu di bawah naungan Khilafah. Persatuan umat Islam tidak akan mungkin terjadi jika kita masih terbuai oleh rayuan palsu nasionalisme.

Bukankah selama ini sudah cukup menjadi bukti bahwa nasionalisme membuat umat Islam lemah? Bahkan tentara dan persenjataan yang dimiliki oleh Negara-negara Islam, tidak mampu memberi kekuatan bagi kita untuk menolong saudara kita di Uighur sana hanya karena nasionalisme yang saat ini juga dianut oleh negara Indonesia, tidak mengijinkan kita ikut campur urusan Negara orang lain.

Padahal penduduk muslim Uighur adalah saudara seaqidah kita sendiri. Maka hanya Khilafah yang mampu mempersatukan serta melindungi seluruh umat Islam di Dunia. Semoga kita semua diberi kesempatan oleh Allah SWT. melihat kembali tegaknya Khilafah. Amin. Wallâhu’lam bi ash-shawâb. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version