Oleh: M Rizal Fadillah
Obor biasa membawa terang lingkungan yang di dekatnya. Dengan cahayanya orang dapat berjalan dengan jelas mengarah pada tujuannya. Obor yang membuat gelap tentu paradoks dan inilah bahaya global yang mengancam.
One Belt One Road (OBOR) China yang kita maksud. Suatu program hegemoni ekonomi dan politik yang dilakukan RRC terhadap negara negara "sekutu" nya. Ini adalah peta jalan sutra baru yang diinisiasi Cina. Negara Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah target.
ISEAS Yusof Ishak Institute lembaga pengkajian yang bermarkas di Singapura melakukan jajak pendapat. Hasilnya negara-negara ASEAN sangat mengkhawatirkan pengaruh Cina yang besar. Proyek infrastruktur dengan dana hutang telah menciptakan "debt trap" jebakan hutang yang dapat membangkrutkan Negara. Cina memainkan investasi dan hutang luar negeri untuk membangun peta jalan sutra baru OBOR tersebut.
Secara khusus pemerintah Indonesia telah menyiapkan tiga kawasan utama untuk program OBOR Cina ini, yaitu di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara. Tentu program ini memperkuat kerjasama dan investasi yang sudah berjalan antara Indonesia dan Cina selama ini. Termasuk proyek Kereta Cepat Bandung-Jakarta.
Bahkan poros Jakarta-Beijing secara samar telah terjalin. Tiga kawasan di utara tiga pulau besar di atas di samping strategis dari sisi pengembangan ekonomi, juga dapat menjadi lokasi strategis untuk menjadi pangkalan militer kelak. Cina diduga kuat telah berhitung jauh.
Bahaya program OBOR sebagai penguatan pengaruh Cina di kawasan terbukti pula dengan adanya rencana kerjasama dan pembangunan kekuatan "tandingan" Australia, Amerika, India, dan Jepang. Kesiapan Indonesia menjadi bagian dari jalan sutra baru Cina justru akan menyeret kita dalam kawasan "panas" konflik kedua kutub kekuatan global tersebut.
Kerjasama Pemerintah Indonesia dan Cina yang semakin erat, sedikit banyak akan berpengaruh pada pengembangan ideologi komunis. Suasana kebangkitan PKI mulai terasa. Kader kader "kiri" muncul dengan kepercayaan diri yang tinggi karena yakin mendapat perlindungan dari penguasa.
Program OBOR Cina memberi semangat untuk bersuara dan tampil. Sementara itu TNI yang menjadi pilar penumpas gerakan PKI dahulu mulai gelisah dan meningkatkan kewaspadaan. Begitu juga dengan umat Islam.
Kini kekhawatiran program OBOR Cina bukan saja dapat meningkatkan tensi ideologisasi komunis yang mengancam ideologi Negara, tapi juga akan menguatkan perlawanan umat beragama, khususnya umat Islam.
Ada trauma dari bayangan yang menyeramkan di malam hari dengan banyaknya obor obor PKI di Halim Perdana Kusuma dahulu. Kader komunis lelaki dan perempuan yang tak bermoral bergembira menyiksa para Jenderal TNI AD sambil memaki maki dan bernyanyi "genjer-genjer". Obor yang membawa sejarah gelap bangsa Indonesia.
Akankah terulangkah situasi dimana obor itu membawa kegelapan? Wahai Bapak Presiden, bantu tenangkan kegelisahan rakyatmu yang khawatir menjadi korban dari program OBOR Cina. Jalannya begitu terbuka. Rakyat tidak mau menderita dengan iming iming sutera. Cukup sampai sini saja janji yang membuat rakyat putus asa.
Padamkan segera obor dusta, karena dusta telah menghancurkan bangsa dan negara. [syahid/voa-islam.com]