Oleh: M Rizal Fadillah
Proyek Meikarta memang prestisius dan mengagumkan. Pemasaran besar besaran. Rasanya ini menjadi rekor dunia pemasaran properti di Indonesia. Di setiap sudut Mall ada stand proyek Meikarta.
Pemiliknya pun Lippo Group James Riady yang semua mengetahui besarnya group usaha ini. Meikarta direncanakan menjadi "kota baru" yang luas "antara Karawang-Bekasi". Proyek ini sejalan dengan rencana pembangunan jalan kereta cepat Bandung-Jakarta. Bagian dari program Jalan Sutera nya Republik Rakyat China.
Entah apa yang melatarbelakangi hingga Meikarta kemudian di "masalahkan". Banyak dugaan mulai dari upeti yang kurang hingga larinya James Riady dari "sponsorship" Jokowi yang sedang berkompetisi dalam Pilpres. James Riady dikenal dekat dengan Donald Trump.
Adakah persaingan global China-AS dalam hal ini. Alasan rasional sederhana yang mudah diterima ya masalah hukum. Suap dan perijinan. Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dinyatakan sebagai tersangka dan ditahan. Bernyanyilah Neneng saat menjadi saksi hingga memerahkan telinga Mendagri Tjahyo Kumolo. Luhut lebih dulu berkelit. KPK dituntut untuk mengembangkan kasus.
Neneng tentu tak mau menjadi korban sendirian atas konspirasi kolektif. Meskipun disadari biasanya tidak mudah menarik ke ranah hukum pejabat penting yang masih dilindungi sentral kekuasaan. Sebaliknya justru kultur kekuasaan yang ada biasanya menyandera dan "melindungi" oposisi yang punya masalah demi support politik. Satu persatu ditaklukkan.
Sebagai salah satu dari 9 Naga berpengaruh, penggeledahan rumah James Riady oleh KPK cukup mengejutkan. Sinyal tekanan menguat. Namun pertanyaan berikut dalam kasus ini adalah beranikah menyeret James ke meja hijau? Atau berhenti sampai terdakwa Direktur Operasional Billy Sindoro saja?
Meikarta akan menjadi bacaan yang menarik dalam dinamika permainan ekonomi dan politik aktual di negeri yang kuat dengan indikasi kolusi pejabat dan pengusahanya. Secara 'halus' taipan memang ikut serta dalam mengendalikan negara.
Neneng yang siap menjadi "justice collaborator" menjadi pintu masuk awal info keterlibatan banyak pihak pada proyek Meikarta yang disamping gagal juga berdampak. Jika kasus Meikarta "cut off" sampai sini.
Maka ini permainan saja. Jika serius maka dampaknya akan meluas. Banyak proyek 'naga' yang bermasalah. Reklamasi Jakarta yang melibatkan antara lain perusahaan Aguan dan Tommy Winata adalah contoh.
Presiden baru yang akan datang ditantang untuk membongkar habis cara usaha tidak sehat dan jaringannya. Terlalu banyak aset negara dan rakyat Indonesia yang telah menjadi korban. Jualan aset jor joran.
Ingat dan cermati "Bumi,air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat" (Pasal 33 ayat 3 UUD 1945). Bukan dikuasai oleh pengusaha Cina dan untuk dipergunakan sebesar besar kemakmuran segelintir orang! [syahid/voa-islam.com]