View Full Version
Senin, 11 Mar 2019

Surat Terbuka untuk Prabowo

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Pak Letjen (Purn.) H. Prabowo Subianto, semoga Bapak sehat sukses selalu beserta keluarga terkasih. Maaf bila surat ini ananda Ricky Tamba layangkan sebagai bentuk partisipasi usul saran saya membantu membenahi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui perjuangan memenangkan Bapak sebagai Presiden RI ke-8 masa jabatan tahun 2019-2024.

Pak Prabowo terkasih, sebelumnya saya mohon izin bila selanjutnya memanggil dengan Pak PS08, nickname kesayangan dari saya, juga mungkin bagi ribuan purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga berbagai pelosok daerah. Lebih marem rasanya dan sudah menjadi kebiasaan saya sejak 2017 saat mengucapkan nazar nawaitu membantu dan mendoakan Bapak agar duduk di kursi kepemimpinan nasional via Pemilu 2019.

Pak PS08, jutaan rakyat kini dalam keadaan susah menderita. Harga sembako melambung tinggi, pendapatan stagnan, daya beli rendah, lapangan kerja sulit dan pengangguran merajalela. Apa yang Bapak selalu utarakan kini menjadi jeritan hati rakyat. Pidato kebangsaan Bapak di berbagai tempat kini menjadi kenyataan fakta riil di lapangan yang tak terbantahkan saat kita berkeliling Indonesia khususnya di lingkungan urban perkotaan, yang kian tipis bedanya dengan rural perdesaan akibat kemajuan dunia transportasi dan teknologi digital. Kondisi ini juga diperparah dengan semakin sedikitnya elite yang baik dan amanah, juga melempemnya gerakan mahasiswa yang peduli pada penderitaan rakyat.

Pak PS08, beberapa hari lalu saya baru membaca beberapa tulisan karya seorang guru besar pakar ekonomi-politik. Dalam analisa beliau, "Bila gunakan Garis Kemiskinan Internasional 5,5 dolar AS PPP per hari per orang, jumlah penduduk miskin Indonesia tahun 2017 sebesar 58,6 persen, atau 154,7 juta orang. Nilai 5,5 dolar AS PPP per hari pada 2017 setara dengan Rp23.048 per hari, atau sekitar Rp691.431 per bulan. Sungguh miris dan menyedihkan." Juga beliau berkata dalam sebuah diskusi hangat singkat, kondisi ini akan semakin buruk di tahun 2019, sehingga harus ada sebuah kepemimpinan (baru) yang kuat dan dipercaya rakyat plus dunia internasional agar tak terjadi penarikan modal (capital flight) ke negeri asal, yang membuat nasib rakyat Indonesia kian terpuruk akibat berbagai kebijakan kekinian dari negara yang salah arah.

Pak PS08 yang saya kagumi, saya bukanlah seorang yang mumpuni dari segi intelektualitas akademik, status sosial maupun harta kekayaan duniawi, tetapi saya memiliki sebuah semangat dan mimpi akan Indonesia yang maju dan berkeadilan untuk semua warganya. Jujur, kala malam terkadang saya berpikir dan khawatir bagaimana nasib anak-anak saya Pearl dan Keysha di kemudian hari, apakah bisa mampu bertahan hidup layak dalam 10-30 tahun ke depan atau tidak? Alih-alih hanya mampu menjadi kacung kuli di negeri sendiri, dipaksa secara struktural lewati hari demi hari dalam kesedihan, bila kondisi yang memprihatinkan sekarang ini terus memburuk.

Pak PS08, kini Bapak beserta Bang Sandiaga Uno akan memasuki masa kritis pertarungan Pemilu 2019, sebuah masa yang akan sangat menentukan keberlangsungan bangsa kita, sebagaimana analisa yang pernah Bapak sampaikan bila tak hati-hati maka bangsa Indonesia dapat punah di tahun 2030. Menang kalah dalam pertarungan elektoral sudah ada suratan tangan dari Allah SWT, Tuhan YME, tetapi sebagai manusia idealnya kita melakukan doa dan ikhtiar sekuat tenaga secara elegan bermartabat.

Pak PS08, sekitar 37 hari lagi, ratusan juta rakyat akan berbondong-bondong datangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memilih presiden, legislator dan senator di hari Rabu, 17 April 2019. Ibarat kompetisi marathon, pemilihan strategi taktik yang tepat akan menentukan pencapaian garis finish agar bisa juara. Bila di awal dan pertengahan banyak pelari yang bergerak cepat, kerap di ujung akan kedodoran stamina, terlebih bila menghadapi pelari senior yang telah paham kondisi lintasan serta didukung perlengkapan bagus, pelatih berpengalaman dan staf yang handal. Ini yang menjadi masukan dari seorang teman mantan aktivis '98 beberapa waktu lalu untuk dicermati lebih lanjut oleh para pendukung militan paslon 02 Prabowo-Sandi, menghadapi petahana inkumben dengan segala faktor kelebihannya. Tak perlu ladeni lagi hoaks dan fitnah yang menimpa Bapak dan Bang Sandi, karena kini rakyat sudah cerdas menganalisa serta mudah mendapatkan informasi dari media sosial dan media massa pro rakyat.

Pak PS08, saya berharap Bapak akan memenangkan kursi kepresidenan mendatang. Saya dan teman-teman akan terus sosialisasikan figur Bapak dan Bang Sandi, visi misi Indonesia Menang, berbagai rencana program aksi mewujudkan Indonesia Adil, Aman dan Makmur untuk Semua, serta menjelaskan yang sesungguhnya bila ada rakyat bertanya tentang hoaks dan fitnah yang ditujukan ke Bapak dan Bang Sandi. Juga lakukan berbagai upaya lain yang kami mampu, tulus ikhlas tanpa pamrih apapun.

Pak PS08 yang cerdas dan tangguh, kini saatnya komando terbuka pemenangan di tangan Bapak langsung, karena kita harus terus berlari kencang menuju garis akhir sementara, yakni kemenangan di Pemilu, Rabu, 17 April 2019. Seluruh perlengkapan bagus, pelatih berpengalaman dan staf handal harus dikerahkan dengan memilah dan memilih yang terbaik, yang mampu bergerak tak kenal lelah, tak hanya menjadi tim hore cheerleaders sorak-sorai, apalagi yang suka Asal Bapak Senang (ABS) atau dalam istilah milenials Pemberi Harapan Palsu (PHP). Jajaran yang setia sejak puluhan tahun lalu dalam susah dan senang, saya yakini adalah yang akan selalu berikan masukan saran terbaik untuk Bapak, dikombinasikan dengan berbagai pemikiran tokoh nasional dan alim ulama yang komit dukung doakan 02 Prabowo-Sandi karena ghiroh membela rakyat menjaga NKRI.

Pak PS08, izinkan saya mengakhiri surat terbuka saya ini dengan mengucapkan selamat berjuang sampai rakyat menang. Kami titipkan harapan masa depan anak cucu kami di tangan Bapak. Eling lan waspada, Gusti Allah mboten sare. Terima kasih atas pengorbanan dan seruan kebangsaan membela rakyat berpuluh tahun. Demi NKRI tercinta, berjuanglah dengan sekuatnya, sehormat-hormatnya, Pak. Kiranya Allah SWT, Tuhan YME senantiasa memberkahi kita semua. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 10 Maret 2019
 
Salam hormat;
 
RICKY TAMBA, S.E.
Juru Bicara Jaringan '98

latestnews

View Full Version