Oleh: Khusnul Khotimah (Mahasiswi di Surabaya)
Rasa pilu dan duka mendalam atas peristiwa berdarah yang menewaskan 50 jiwa di New Zealand pada Jumat (15/03), nyatanya harus terulang di belahan dunia yang lain. Kaum muslimin kembali disuguhkan dengan potret pahit lantaran aksi penyandang Islamofobia (ketakutan pada Islam dan pemeluknya) yang semakin merajalela dan membabi buta.
Aksi terbaru terjadi di Birmingham, Inggris, seorang pria bersenjata palu godam diduga merusak empat masjid secara beruntun pada Kamis dini hari (21/03). Sehari berikutnya, aksi serupa kembali terjadi. Pemimpin sayap kanan “Denmark Stram Kurs” yang dikenal sebagai partai anti-imigran dan anti-Muslim, Rasmus Paludan membakar salinan Al-Qur’an di Kopenhagen. Yang memiriskan lagi, sebelum berhasil dibakar, kitab suci umat Islam itu dibungkus terlebih dahulu dengan kulit babi, Astaghfirullahal adzim.
Semua ini menunjukkan bahwa Islamofobia telah menjalar ke seluruh penjuru dunia. Bukan hanya di negeri yang minoritas umat Islamnya, namun juga negeri yang didominasi oleh kaum Muslim seperti Indonesia. Khilafah yang merupakan ajaran Islam dan pernah dibahas dalam kitab beberapa ahli fiqih kini menimbulkan polemik dan dikriminalisasikan secara nahas.
Bendera tauhid yang disebut Al-liwa dan Ar-Roya juga diperlakukan tidak sewajarnya, bahkan pernah dibakar dan diturunkan karena dianggap sebagai bendera milik Hizbut Tahrir. Padahal, sudah berulang kali dijelaskan tentang kemuliaan Khilafah. Pun tak henti-hentinya kaum muslim bersuara untuk meluruskan kesalahpahaman mereka tentang gagasan/paham yang sesungguhnya amat bertentangan dengan ide murni Islam.
Sungguh, Barat telah berhasil menciptakan skenario busuk nan jahat untuk menebar ketakutan terhadap simbol Islam dan Ajaran islam. Semua ini mereka lakukan atas kekhawairan mereka akan bangkitnya singa bernamakan Daulah Islam seperti yang pernah ada puluhan tahun yang lalu dan berhasil menorehkan kegemilangannya selama kurang lebih 14 abad lamanya. Wajarlah jika segala daya dan upaya mereka ciptakan untuk menghalangi datangnya kebangkitan Islam ini, salah satunya dengan mendeklarasikan War on Terrorism sejak tahun 2001 sehingga timbulah ketakutan mendalam pada agama Islam.
Sungguh, Islamofobia ini hanya bisa dihentikan apabila aturan Islam diterapkan secara sempurna dalam sebuah bingkai Negara. Sebab Islam berasal dari Allah, Sang Pencipta dan Pengatur semesta yang mampu membawa rahmat atas seluruh alam. Pun Islam ialah hukum yang sesuai dengan fitrah manusia, menentramkan hati, serta membawa kedamaian di tengah-tengah kehidupan umat beragama.
Saat ini, tidak ada perisai bagi Islam yang mampu menjaga kemurniannya. Banyak ajaran yang diselewengkan, hingga menimbulkan kesalahpahaman dan fitnah dimana-mana. Umat beragama saling serang tanpa tandang aling karena tidak adanya tabayyun (kroscek) di antara mereka.
Tanpa ragu lagi, mari rapatkan barisan untuk menolong agama Allah SWT, yaitu dengan menjadi pejuang dengan visi melanjutkan kehidupan Islam seperti yang pernah menghiasi buku sejarah. Terbukti, penerapan khilafah meniscayakan Khalifah yang menjadi pimpinan Negara agar mengayomi semua agama RAS, hingga tak ada xenophobia (takut akan keberadaan orang asing).
Meski dalam naungan Negara Islam, non-muslim tetap mendapat hak mereka secara adil, bahkan dibiarkan beragama sesuai dengan kepercayaannya. Inilah bentuk toleransi yang nyata membahagiakan. Tidak nampak permusuhan dan pertikaian yang berdarah terhadap warga Negara yang berada di bawah naungan pemerintahan Islam. Keamanan mereka terjamin.
Ketika ada nyawa yang hilang, sang Khalifah tidak akan tinggal diam melainkan akan memberikan sanksi yang tegas bagi siapapun yang menimbulkan keonaran. [syahid/voa-islam.com]